BAB I
PENDAHULUAN
Assalamualaikum
wr.wb….
Mungkin
banyak dari kita yang sering mengenal istilah akhwat haroki namun apa
sebenarnya yang dimaksud dengan akhwat haroki? Akhwat haroki terdiri dari dua
kata yaitu akhwat dan haroki, akhwat seperti yang kita tahu memiliki arti
sebagai seorang wanita islam atau sebutan bagi seorang aktivis dakwah,
sedangkan haroki adalah pergerakan. Jadi istilah akhwat haroki adalah wanita
sebagat aktivis pergerakan
Kalau
ingin lebih mengetahui apa yang dimaksud dengan akhwat haroki ini dapat kita
lihat dan pahami dari makalah ini. makalah ini akan membahas mengenai apa yang
dimaksud akhwat haroki, bagaimana pergerakannya dan bagaimana ciri-ciri seorang
akhwat haroki. Dengan mengetahui bagaimana akhwat haroki yang sebenarnya
diharapkan kita dapat menjadi seorang aktivis dakwah yang terorganisir dan
tersistem agar kita dapat lebih mengetahui apa yang akan kita lakukan
selanjutnya. Agar tujuan kita terlihat dengan jelas dan dapat lebih mudah
tercapat.
Terima
kasih penulis ucapkan kepada panitia dan instruktur yang telah merekomendasikan
penulis sebagai peserta dalam acara daurah marhalah ini, mudah-mudahan penulis
dapat mengikuti acara dengan baik dan semoga acara ini menjadi lompatan untuk
penulis agar dapat menjadi akhwat yang lebih tangguh dan menjadi yang lebih
baik lagi. Makalah ini penulis persembahkan bagi kita semua akhwat-akhwat
tangguh yang ingin memperbaiki diri dan menjadi tauladan yang baik bagi
orang-orang disekelilingnya.
BAB II
ISI
Seperti
yang telah diuraikan didalam pendahuluan tentang pengertian akhwat haroki yaitu
akhwat pergerakan. Lantas seperti apa yang dimaksud dengan akhwat pergerakan?
Apakah hanya akhwat yang selalu keluyuran keluar rumah dan tidak memperhatikan
keluarga ataukah akhwat yang diam dan menyendiri terus dirumah dan tidak ingin
memberikan kontribusi banyak bagi ummat?
Sebenarnya
dari kedua pernyataan tersebut tidak ada yang pas dan cocok. Yang cocok adalah
dengan menggabungkan kedua pernyataan diatas yaitu yang pantas disebut akhwat
haroki adalah seorang akhwat yang perduli dengan keluarga dan perduli dengan
keperluan umat. Namun apakah ada akhwat seperti itu? Seperti yang kita ketahui No Body Perfect but kita bisa menuju
kesempurnaan itu tentunya dengan selalu istiqomah di jalan allah dan ikhlas
dengan segala ketentuannya. Marilah kita berdoa semoga kita termasuk akhwat
yang istiqomah dijalannya.
Kemudian
marilah kita cari tahu seperti akhwat haroki pada era modern seperti sekarang
ini, banyak yang beragumentasi mengenai hal ini, karena pada zaman modern ini
banyak akhwat yang bekerja, kemudian timbul pertanyaan apakah seorang akhwat
yang bekerja tersebut dapat dikatakan akhwat haroki, mari kita perhatikan
percakapan berikut ini:
Sitti says, “Assalamu’alaykum
ini email tetangga,yang menurut ana bagus. sekalian menanggapi pernyataan yang beredar tentang akhwat 2008 yang
sebagian besar wanita karier. tidak ada maksud menyudutkan siapapun,seperti
salah seorang ukhti ‘01 bilang ke ana. jadi apapun seseorang yang jelas dia
sudah punya planning sendiri (yatri??).dan yang jelas seorang wanita solehah,
muslimah sejati, akhwat haroki, ga akan pernah menyia2kan amanah.“Eva, ” bagus
tuh ukh tulisannya. jadi masukan juga buat akhwat kampus yang ingin tetap
bekerja supaya bisa semakin profesional
mengurus rumah tangganya. jika sudah berazzam untuk all out di rumah dan dunia
kerja,insyaAllah antunna BISA!!!!! tp ana kagum dengan akhwat kampus
yang memutuskan untuk all out mengurus rumahtangganya. mungkin kalo ada syair
nasyid “istri cantik dan sholilhah” harus sedikit ditambahkan menjadi “istri
cantikdan sholihah serta profesional” .Diah,
” Wah tema yang cukup “hangat” untuk diperbincangkan, mungkin beberapa temen
masih inget perbincangan di CF dl, kl g salah kmaren ad diah, reni,
hana, astri ma neng y… Wah seru, tapi ga ad titik temu, kitasemua mentok pada
kondisi yang emang sama2 kuat, Di satu sisi secara fitrah kita emang pengen
jadi ibu RT pure,biar bener2 bisa menerapkan konsep istri solehah tea geuning,
tapi disisi lain ada pemikiran sekaligus pengalaman hidup seorang ummahat yang menjadi bahan pertimbangan untuk tetep
bertahan menjadi seorang wanita karier, yaitu kondisi ketika sang
istri pd akhirnya terpaksa berjuang sendiri membiayai kebutuhan hidup keluarga
karena ditinggal “syahid” sang suami, bayangkan kl saat itu dia g biasa nyari
ma’isyah jg, mungkin bingung yg bener2 bingung kali y… (eh tp ini cmn asumsi
ane sih) Simalakama memang, mangkanya kita
g dapet solusi waktu itu…… wah sekarang mencuat lagi nih..Tapi dipikir2 lucu
juga ya ukhtie fillah kebanyakan dari kita emang kerja, entah sebagai selingan
menunggu“pemimpi” hidup kita, atau
emang tuntutan keinginan untuk membuktikan potensi diri?
Wallahu’alam
smua orangmungkin punya alasan masing2.. Tapi terserah lah dengan semua
alasan kita untuk berkarir, yang terpenting adalahmenemukan jawaban dari diskusi2 kita tentang ini, yaitu alasan paling
kuat untuk kita ambil sebagai bahanpertimbangan memilih jalan hidup kita
ke depannya, pure jadi ibu RT atooo.. disambi dengan karier.Eh enya, teh va kl
diah g salah tangkep tulisan itu menekankan kita untuk kembali kepada fitrah
muslimah sebagai seorang ibu rumah tangga deh, apa diah salah tangkep y..
“My
Opinions: Sebelum ane tanggepin tulisan diatas (tmsk tulisan aslinya), ane
harus mengatakan dengan jujur kalau sebelum memulai proses ane
minta dengan jelas & tegas ke murabbi untuk akhwat yang1. stabil =mature 2.
have a bright-clear life vision3. bisa masak. Ane minta seperti ini karena
banyak pertimbangan dan diskusi panjang dengan murabbi. Pertanyaan pertama yang
biasa diajukan ikhwan berkisar pada kerja/nggak & bisa masak/nggak.
Hayo..ikhwan…jujur ajalah. Pendapat ane, afwan bagi yang g sepakat-i’m no
offense, bisa masak adalah kriteria akhwat yang tau caramemenej RTnya. gak
perlu masak sekelas chef di resto, biasa aja asal sehat bergizi. kalau memang
selama di kampusgak pernah belajar cara ngurus RT, di rumah juga enggak, trus
ngapain aja? Ane diskusi dg MB ttg manajemen RT,kurikulum pendidikan, tarbiyah
istri bla…bla…dijawab singkat aja, kalau punya perhatian kesana pasti terlihat,
dankalau baru blajar setelah nikah, ksian suaminya, ksian anaknya dapet ummi
yang full experimental (biasa di lab seh).ndak
bgitu penting sarjana ato nggak, toh gak bakal kepake di rumah smuanya, mau
masang BTS di rumah? yangbener aja.
RT membutuhkan hal yang lain sama sekali. yang sering dilupakan, meski dibahas
panjang-lebarcerita2nya.Proses pembelajarannya
memang panjang, manajemen RT-Kurikulum pendidikan anak-penghargaan thdprinsip2
syuro-hak&kewajiban RT bukan sesuatu yang bisa dipelajari secepat kilat
saat mendapat panggilan ta’aruf.Stelah ane memulai proses, ane baru tau kalau
ternyata banyak yang merasa ’siap’ tapi sebenarnya cuma ‘pengen’,tanpa
pengetahuan memadai. afwan sekali lagi, cerita ini murni denger dari murabbi
dan ‘a kind of’ lajnah munakahatdi kampus.More important rules, untuk kita para
aktivis da’wah atau yang merasa demikian, LIFE VISION is one ofthe most
important thing. mengapa banyak yang saat ditanya visi hidupnya, nunggu
jawabnya kelamaan, atau
Baru terpikir? kerja
atau nggak? nggak penting banget pertanyaan ini ada yang lebih jujur, “untuk
apa kerja?” ane fikir pernyataan ukh diah lebih jujur. Apa tujuan antum kerja?
Sejauh mana VISI yang kita miliki mengarahkan pilihan2 hidup kita. jangan2 kita
udah kerja sekian puluh tahun tanpa tahu tujuan kita mau kemana. Kalau
tujuannya hanya sekedar cari duit,
sepertinya ada pilihan yang lebih profitable. eksistensi diri? ini untuk org2
yang percaya dengan feminism dan-sorry- lack of self confident. Saat
ikhwan dibebani keharusan mencari ma’isyah utk keluarga sehingga ruang2 da’wah
profesi mengecil, bukankah akhwat yang notabene simbol riil dari da’wah bisa
masuk ke ruang2 ini?
Antum ingin kerja sesuai
bidang antum? go on! Tapi lakukan dengan VISI, keinginan untuk mewarnai
ummatdengan warna Islami. bukan sekedar ’selingan’ menunggu ‘jemputan’. Dan
kita lakukan ini dengan profesional, sampaike RT sekalipun. dan peghormatan thd
prinsip syuro InsyaAllah akan menjadi prinsip penting dlm RT kita sebagaiaktivis da’wah, patokannya adalah kontribusi kita pada ummat bukan diri kita sendiri.
Nafa’ni wa iyyakum.
Setelah
membaca cuplikan pembicaraan diatas, wah… ternyata luar biasa ya. Ternyata
akhwat haroki sekarang memiliki banyak versi disebabkan semakin modernnya
zaman, akhwat haroki pun menjadi modern selain menjadi akhwat haroki yang
sholeha juga profesionall… subhanallah. Ana sendiri setuju tuh dengan statemen
diatas yang menyatakan patokannya adalah kontribusi kita pada ummat bukan diri
kita sendiri. Antuna sendiri gimana, setuju????
Pasti setuju ya.
Baiklah kita telah membahas mengenai
akhwat haroki modern lantas bagaimana cara akhwat haroki modern berpakaian
ya.??? Apa sama seperti wanita modern lainnya? mari kita jawab pertanyaan ini
dengan mengambil beberapa sumber.
Tentang
kriteria pakaian muslimah yang sesuai syariat, sebagian ulama ada delapan
kriteria:
1.
Longgar, lapang dan tidak ketat
2.
Tebal dan tidak transparan
3.
Model pakaian yang dipakai adalah model pakaian
wanita, bukan model atau bentuk pakaian laki-laki
4.
Menutup badan secara sempurna sehingga tidak ada
satupun bagian badan yang nampak
5.
Tidak diberi wewangian karena ketika keluar
rumah seorang wanita dilarang untuk mengenakan wewangian
6.
Tidak menarik perhatian lawan jenis
7.
Bukan
pakaian tampil beda yang menyebabkan orang yang memakainya menjadi kondang
di masyarakat.
8.
Bukan
model pakaian yang menjadi ciri khas wanita kafir sehingga dengan
memakainya muslimah tersebut menyerupai wanita kafir.
Inilah kriteria
yang harus dipenuhi ketika seorang muslimah hendak berpakaian dengan
sempurna. Tentang warna, telah kalian ketahui warna yang terbaik. Namun
jika memang ada warna lembut (tidak mencolok) selain hitam yang
biasa dipakai oleh para wanita di masyarakat setempat sehingga jika
ada seorang muslimah yang mengenakannya maka dia tidak menjadi nyleneh
di masyarakatnya maka tidak terlarang selama warna pakaian tersebut tidak menarik
perhatian lawan jenis. Sampai di sini penjelasan Syeikh Abdullah adz Dzimari.
Ternyata
dari penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pakaian akhwat haroki yang
dulu dengan yang sekarang masih sama ya
aturannya, jadi gak ada akhwat yang pakai pakaian terlalu modern sehingga
melanggar batas aturan yang sudah ditetapkan ya. Lau mau tetap modis boleh yang
penting tidak keluar dari batas syariat ya. Lagi pula lau kita pakai pakaian
hitam semuanya dan orang-orang sekitar kita tidak terbiasa dengan itu, kita malah
akan dijauhi dan akibatnya kita akan sulit menyampaikan amanat dakwah ini kan?
Ana yakin kita semua pasti bisa menjadi akhwat haroki yang modern tapi masih
sholeha dan professional.
Sepertinya
sampai sini dulu ya penjabaran ana tentang akhwat haroki. Insya allah kalau ada
kesempatan lagi ana akan membuat lagi makalah atau selebaran seputar dunia
akhwat, dan jujur ana sendiri bangga menjadi seorang akhwat, ana yakin antum
juga seperti itu kan? Pokoknya akhwar is
the best.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah
makalah ini ana buat semoga dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis khususnya, jika rindu dengan ana, baca aja makalah ini ya.
Ana
sudah tidak sabar ingin mengikuti pelatihan daurah marhalah ini, mudah-mudahan
allah memudahkan langkah saya dalam mengikuti pelatihan ini. ainn..
Sampai
jumpa lagi ya sahabat-sahabatku di dalam ukhuwa kita. Ana bahagia bisa berjuang
bersama-sama antum, dan semoga allah menyatukan cinta kita kembali di dalam
surganya.
Teima
kasih atas kesempatan dan perhatiannya bagi yang membaca makalah ini ya. Dan
doakan agar kita semua baik penulis maupun pembaca terus istiqomah dan berusaha
menjadi akhwat haroki yang tidak hanya sholeh dan cantik namun juga
profesionall…
Aminn….
Wassalamualaikum
wr.wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar