Rabu, 11 April 2012

Ekonomi Pembangunan


MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Oleh  : Metya Lutviani (7103210039)
A. Pendahuluan
Pertama sekali penulis ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, karena atas rahmat dan kasih sayangnya penulis masih diberikan kesempatan dan kesehatan sehingga penulis masih dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, sebagai bahan atau syarat kelulusan mata kuliah ekonomi pembangunan.
Kedua penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Dionius Sihombing selaku Dosen mata kuliah Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat makalah yang berjudul Meningkatkan SDM dalam Pembangunan Ekonomi, dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapatkan banyak pelajaran dan pengetahuan tentang permasalahan – permasalahan SDM yang ada di Indonesia.
Sebelumnya penulis kurang perduli terhadap lingkungan termasuk terhadap SDM disekelilingnya, namun penulis sekarang menyadari akan pentingnya perhatian kita terhadap lingkungan di sekitar kita, dan penulis mencoba memberikan solusi dan alternatif bagaimana agar dapat meningkatkan SDM yang ada di Indonesia.
Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman semua yang telah saling mengingatkan dikala penulis lupa, dan saling meyakinkan sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Demikian dari penulis semoga isi makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya, namun makalah ini masih jauh dari sempurna maka itu penulis memohon kritik dan sarannya yang membangun, semoga kedepannya penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.


B. Pengertian SDM dan Pembangunan Ekonomi
Sumber daya manusia dalam suatu negara memiliki peranan yang sangat penting baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil produksi sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sebelum kita mengulas lebih dalam tentang sumber daya manusia ini sebelumnya kita harus mengetahui apa sebenarnya pengertian sumber daya manusia itu. Menurut dosen Universitas Negeri Medan Drs. Kustoro Budiarta  dalam bukunya Pengantar Bisnis Edisi 2, hal 209 dikatakan bahwa sumber daya manusia adalah orang-orang yang ada dalam organisasi yang memberikan sumbangan pemikiran dan melakukan berbagai jenis pekerjaan dalam mencapai tujuan organisasi. Melihat pengertian diatas maka timbul pertanyaan apakah kita sudah termasuk sumber daya manusia yang telah memberikan sumbangan pemikiran dan melakukan berbagai pekerjaan demi mencapai tujuan negara ini.
Tentu jawabannya masih belum, masih sangat minim kontribusi yang kita berikan bagi negara ini, kita hanya bisa menuntut hak kita kepada negara tanpa menjalankan kewajiban yang seharusnya kita lakukan, seperti yang dikatakan dosen Fakultas Ekonomi Unimed Dionius Sihombing “jangan tanyakan apa yang telah diberikan negara ini kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan pada negara ini”. Mungkin kalimat ini pantas diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Sebenarnya jika semua sumber daya manusia yang ada menyadari pentingnya peranan mereka dalam pembangunan negara ini, pasti kita dapat bersama-sama membangun bangsa ini menjadi lebih baik lagi, khususnya dalam pembangunan ekonomi, pembangunan ekonomi menurut Dionius Sihombing dkk dalam bukunya Pengantar Ekonomi Pembangunan adalah proses yang menyebabkan pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang.
C. Pengaruh SDM terhadap Pembangunan Ekonomi
          Pengaruh Sumber Daya Manusia yang berkualitas sangat signifikan terhadap pembangunan ekonomi suatu negara, contohnya jika Sumber Daya Manusia yang ada di Indonesia dapat lebih kreatif dalam membuka lapangan pekerjaan maka hal ini dapat mengurangi pengangguran yang ada yang merupakan salah satu faktor penghambat pembangunan ekonomi di negeri ini. Namun kebanyakan dari masyarakat kita adalah masyarakat yang lemah dan masyarakat yang malas, yang hanya mau menunggu gaji yang ada dalam tiap bulan yang sebenarnya tidak mencukupi kebutuhan mereka. Jika ada waktu yang kosong mereka lebih memilih untuk istirahat dan tidur dirumah dari pada memanfaatkan waktu kosongnya untuk mencari ilmu dan bekerja, jika ditanya mengapa mereka tidak memanfaatkan waktu kosongnya itu mereka menjawab ojo terlalu ngoyo, artinya jangan terlalu mencari kekayaan. Padahal sebenarnya kekayaan itu penting seperti dalam hadist riwayat bukhori muslim disebutkan bahwa bekerjalah kamu untuk dunia seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan beribadalah kamu seakan-akan kamu akan mati esok. Dan dihadist lain disebutkan bahwa allah lebih mencintai mukmin yang kuat dari pada mukmin yang lemah, hal ini sudah menjadi patokan bagi kita bahwa sebenarnya dalam agamapun kita dianjurkan untuk mencari kekayaan dunia agar kita dapat membantu sesama dan menolong agama kita dengan harta dan jiwa yang kita miliki bukankah hal ini adalah hal yang mulia.
          Seperti yang dikatakan Dag Hammarskjold “jangan pernah mengukur tinggi sebuah gunung sebelum anda mencapai puncaknya. Karena begitu ada di puncak, anda akan melihat betapa rendahnya gunung itu, ini adalah perumpaan yang tepat bagi orang yang mengatakan jangan terlalu ngoyo, bagaimana mereka dapat berkata demikian jika mereka belum pernah menjadi orang yang kaya dan sukses padahal jika mereka telah memperoleh kekayaan mereka dapat membantu orang – orang yang membutuhkan, dan semakin banyak kita membantu orang maka semakin kita merasa kurang dan merasa ingin memberikan lebih banyak bagi orang lain, sebenarnya hal inilah yang semestinya dilakukan oleh sumber daya manusia yang ada di Indonesia, namun bagaimana caranya agar kita dapat melakukan hal tersebut, caranya kita harus mulai merubah paradigma kita terhadap kehidupan.
D. SDM di Indonesia
          Sekarang ini banyak masyarakat Indonesia yang sudah kehilangan jati dirinya, dahulu masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang ramah tapi sekarang masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang pemarah, contohnya saja jika ada seorang yang diduga pencuri dalam suatu lingkungan, masyarakat sanggup untuk membakar rumah orang tersebut, dengan tujuan agar orang tersebut mau mengaku bahwa dia seorang pencuri, padahal rumah yang dibakar tersebut bukanlah rumahnya tapi dia hanya menyewa, selanjutnya tindakan anarkis ini menjadi merugikan semua pihak yang sebenarnya tidak bersalah.
          Setiap perbuatan pasti didasari oleh motivasi teretentu. Teori-teori dasar dalam SDM semuanya adalah mengenai motivasi, mulai dari Teori Kebutuhan Maslow, teori Keadilan, Teori Harapan dsb. Benang merah dari semua teori tersebut adalah Tak mungkin ada perbuatan yang tejadi begitu saja tanpa dilandasi motivasi apapun. Hal itulah juga yang mungkin terjadi pada cerita diatas, mungkin saja ada orang-orang tertentu yang memiliki motivasi tersendiri yang ingin menghancurkan dan memecah bela kita, mengapa kita begitu mudah terpancing. Dimana persatuan dan kesatuan yang selama ini selalu kita junjung tinggi dan merupakan dasar dalam ideologi kita.
          Berbicara mengenai motivasi, teori motivasi terpopuler adalah teori kebutuhan, kebutuhanlah yang mendasari tindakan kita. Menurut Arvan Pradiansyah dalam bukunya Life Is Beautiful menyebutkan bahwa ada 4 jenis manusia berdasarkan kebutuhannya. Jenis manusia pertama adalah manusia perut dan dibawah perut. Sesuai dengan letaknya dalam tubuh, ini menunjukkan kualitas kemanusiaan terbawah. Manusia seperti ini hidup semata-mata untuk perutnya. Inilah manusia UUD (ujung-ujungnya duit). Orang seperti ini orientasinya adalah harta, kekuasaan dan kebutuhan biologis.
          Orang seperti ini tentu banyak kita dapati dalam negeri kita tercinta ini. Begitu banyak contoh orang seperti ini baik dalam jabatan tertinggi pemerintahan maupun jabatan terendah di daerah. keserakahan mereka terhadap harta telah menjatuhkan harga diri mereka sebagai seorang manusia, mereka rela memakan hak orang lain dengan keji, mereka tega bahkan dapat lebih tega dari binatang.
          Contoh terbaru tentang keserakahan manusia dalam memperoleh jabatan dan kekayaan yang baru – baru ini terdapat dalam Koran tribun medan tanggal 09 november 2011, dikatakan bahwa anak wagub langkat dipecat karena diketahui menggunakan ijazah palsu saat melamar PNS ditahun 2010, ini adalah segelintir contoh kecil dari berbagai peristiwa yang dilakukan oleh manusia-manusia yang serakah.
          Jenis kedua dari manusia berdasarkan kebutuhannya ini adalah Manusia hati. Orang ini memiliki kebutuhan sosialisasi yang tinggi. Ia butuh bergaul dan memiliki banyak kawan. Ketiga Manusia Otak, inilah manusia yang rasional dan memiliki kebutuhan untuk selalu berkembang dan kebutuhan belajar yang tinggi. Keempat adalah Manusia Spiritual. Inilah manusia paripurna yang senantiasa mencari makna terhadap apapun yang dikerjakannya, dari empat jenis manusia tersebut kita dapat menyadari sebenarnya kita termasuk manusia yang seperti apa.
          Ada sebuah ungkapan menarik dari Francois de la Rochefoucauld, seorang sastrawan Perancis, “Kita harus sering merasa malu atas perbuatan baik kita bila orang melihat semua motif yang melatarbelakanginya”, bukankah semua nilai perbuatan kita sebenarnya ditentukan oleh niat dan motivasi kita yang terdalam, kita seringkali mengatakan bahwa apa yang kita lakukan itu adalah untuk orang lain padahal di balik itu tujuan kita adalah semata-mata untuk keuntungan kita pribadi. Para pemimpin mengatakan bahwa mereka ingin membaktikan dirinya pada masyarakat, tapi apakah hal itu benar? Apakah mereka bukan berjuang untuk kepentingan perut mereka sendiri? Ya jawabannya hanya ada pada relung hati mereka yang terdalam, sebenarnya ini memang sifat yang umum ada pada manusia apalagi manusia Indonesia, tapi sebaiknya sifat ini dapat dihindari karena dalam agamapun dianjurkan agar kita dapat melakukan sesuatu dengan ikhlas dan lebih banyak membantu dan memberi orang lain baik dikala susah maupun senang.  Tetapi dibalik kata-kata manis kita, suatu ketika niat kita pasti akan terbongkar juga, karena semua orang sebenarnya pasti mengetahui dan dapat membaca motivasi dan ketulusan orang lain, ini seperti yang disarankan ajaran Tao, “Jangan dengarkan apa yang mereka bicarakan, tapi dengarkan apa yang tidak dibicarakan. Lihatlah dan tataplah mereka dengan mata hati anda. Pendapat ini serupa dengan apa yang pernah dikatakan Stephen Covey yaitu siapa anda mengkomunikasikan jauh lebih banyak dari apa yang anda katakana atau lakukan, karena itu para pemimpin maupun calon pemimpin perlu tahu, bahwa tak sulit untuk menduga motivasi mereka yang sebenarnya. Rakyat dapat merasakan apakah mereka berjuang demi rakyat atau hanya untuk memenuhi isi perut mereka sendiri. Hal ini juga senada dengan apa yang dikatakan bapak Mario teguh “kejujuran adalah kata yang paling mudah” sehingga apabila ada seseorang yang berkata dengan gugup dapat dengan mudah  ditebak apakah dia jujur atau berbohong.
          Mungkin argumen ini sederhana tapi sebenarnya dapat diterima karena di negeri ini sudah banyak manusia-manusia berbulu domba, ular kepala dua, udang dibalik batu, dan sejenisnya. sudah seperti di kebun binatang sehingga sudah tidak ada manusia yang sebenarnya dalam negeri ini.
E. Cara Meningkatkan SDM dalam Pembangunan Ekonomi
Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Indonesia dalam kancah persaingan global menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke 45 atau terendah dari seluruh Negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38) dan Thailand (40).
Terkait dengan kondisi sumber daya manusia Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92, 73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sector ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara disisi lain jumlah ankatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia.
Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang. Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7% hanya berasal dari pemanfaatan sumber daya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM.
Setelah kita melihat bagaimana kondisi SDM yang ada di Indonesia ini kita jadi mengetahui bahwa sebenarnya rakyat Indonesia sekarang telah mengalami banyak krisis, baik krisis pendidikan, krisis kepercayaan diri bahkan krisis moral, rendahnya moral bangsa ini yang membuat semakin banyak tindak kriminalitas dimana-mana, rendahnya moral ini juga yang mengakibatkan hilangnya prikemanusiaan yang adil dan beradab, namun setelah mengetahui permasalahan SDM  tersebut apa yang dapat kita lakukan, solusi yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan SDM kita adalah dengan menambah dan meratakan IPTEK bagi seluruh masyarakat Indonesia, namun hal ini saja tidak cukup karena berdasarkan pengalaman orang-orang atau masyarakat yang pintar yang menguasai pendidikan dan teknologi ternyata bukannya membantu Negara tetapi malah menyusahkan Negara dan masyarakat dengan melakukan korupsi missal di semua lini pemerintahan bangsa ini, jadi sepertinya langkah yang tepat untuk meningkatkan SDM bangsa ini adalah dengna meningkatkan rasa keagamaan bangsa dan rakyat ini, karena didalam agama sebenarnya sudah diurus mengenai cara-cara bernegara, sehingga hidup ini dapat berjalan dengan baik, seperti dalam alquran surah al-ashr 1-5 yang artinya sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan beramal soleh dan nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati dalam kesabaran, jika ayat ini kita amalkan dalam  kehidupan sehari-hari pasti hidup ini akan terasa indah, karena mengingat manusia adalah hanya insan biasa tempatnya salah dan lupa.
          Jika anda diberi pertanyaan apakah kita sudah merdeka? Apa jawaban anda? Jangan terburu-buru menjawab pertanyaan diatas dengan kata “sudah”. Benar Negara kita sudah cukup lama merdeka. Tapi itu namanya kemerdekaan fisik. Padahal selain fisik kita memiliki 3 dimensi lainnya yaitu mental, sosial emosional dan spiritual. Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah kemerdekaan disemua dimensi tersebut. Ciri terpenting kemerdekaan adalah lepas dari ketergantungan pada apapun yang ada diluar dan bergantung pada diri anda sendiri. Benar anda mandiri secara fisik tapi belum tentu secara mental dan emosional. Kemerdekaan ini yang sebenarnya juga belum dimiliki oleh masyarakat Indonesia, karena masih banyak orang yang senang dan bahagia ketik dipuji namun cepat tersinggung apabila dikritik, banyak orang yang membiarkan orang lain membawa remote control anda dan menekan tombolnya sekehendak hati.
Saya pernah mengikuti sebuah seminar pembelajaran dengan menggunakan neuro linguistic programming dimana dalam seminar ini si narasumber memberikan contoh ketika dia dipuji dan dicaci disaat yang bersamaan, selanjutnya dia memberikan respon atas pujian dengan baik dan cacian dengan kemarahan, dia menyadarkan kami bahwa terkadang tanpa disadari kita sangat bergantung pada orang lain untuk menentukan apakah anda bahagia atau gunda gulana. Hal kedua yang perlu kita cermati adalah ketergantungan dan kelekatan kita pada segala yang kita meliki. Kita sering bahagia karena memiliki harta benda, rumah, mobil, kereta dan sebagainya tapi kita sering lupa bahwa apapun yang kita miliki bisa hilang dalam sekejab. Sebenarnya kita harus menyadari bahwa apa yang sekarang menjadi milik kita sebenarnya hanya titipan, dan nanti di suatu saat pasti akan diminta kembali dan harus dipertanggung jawabkan, sehingga jika kita menyadari hal ini sebaiknya kita tidak boleh terlalu mencintai barang yang kita miliki tersebut. Namun bukan berarti tidak boleh mencintai apa yang kita miliki karena sebenarnya yang berbahaya bukanlah “memiliki” semua itu tetapi “dimiliki” oleh semua itu, jika kita tidak menyadari hal ini, inilah yang akhirnya terjadi pada pejabat-pejabat kita yang tidak menyadari bahwa jabatan yang mereka miliki sebenarnya hanya titipan sehingga terkadang mereka berlaku sewenang-wenang saat menduduki jabatan tersebut. Mari sama – sama kita mendoakan agar mereka dan kita semua dapat menyadari apa sebenarnya hakekat hidup ini.
Hal ketiga yang perlu diperhatikan adalah ketergantungan anda pada konsep, pemahaman, asumsi dan paradigma yang kita pahami sebagai suatu kebenaran, contoh pandangan ini adalah banyaknya Fenomena “Pasukan Berani Mati” atau yang sering kita sebut teroris, orang-orang ini bagaikan robot yang melakukan sesuatu yang tak mereka sadari. Mereka sebenarnya “tidur” sepanjang hidup mereka, betapa banyak rakyat Indonesia yang berprilaku seperti ini terkadang konsep ini dipaksakan begitu saja tanpa kita benar-benar memahaminya, kadang “keterpesonaan” kta pada orang dan figure tertentu membuat kita menerima apapun yang dikatakannya tanpa banyak berpikir. Kita tak sadar  sudah dicuci otak. Salah satu cirri orang yang sudah dicuci otak adalah bisa sangat marah begitu konsepnya diserang orang. Contoh lain dari hal ini adalah bagaimana peristiwa beberapa saat lalu yang masih teringat jelas dalam benak kita semua ketika anggota perwakilan rakyat saat itu berkelahi di dalam ruangannya hanya karena tak mau ada yang mengganggu konsepnya, bukankah hal ini adalah hal yang memalukan.
Hal keempat adalah ketergantungan pada perasaan anda sendiri. Andakah yang mengendalkan perasaan atau perasaankah yang mengendalikan anda? Kemerdekaan berarti kemampuan anda mengendalikan perasaan terutama rasa takut. Kenapa banyak pejabat yang korupsi dan berbuat sewenang-wenang? Itulah rasa takut. Sebenarnya yang berbahaya itu bukanlah kekuasaan itu sendiri, tapi rasa takut kehilangan kekuasaan!” kemerdekaan seharusnya membebaskan   manusia dari rasa takut dan merubahnya dengan perasaan cinta.
          Di dunia ini sebenarnya tak ada hal yang tak mungkin, jika kita sungguh – sungguh ingin merubah nasib bangsa ini, saya yakin dan percaya kita pasti bisa berubah, namun dari mana perubahan itu kita perbuat, seperti kata Aa Gym “lakukan dari diri sendiri, lakukan dari yang kecil dan lakukan dari sekarang”. Jadi mari kita mulai dari diri kita sendiri, setelah mengetahui bahwa sebenarnya masih banyak yang harus kita benahi terutama dengan merubah paradigma memiliki menjadi paradigm menjadi. Karena pada dasarnya ada dua paradigma dalam memandang kehidupan. Pertama “memiliki” dan kedua “menjadi”. Paradigma “memiliki” dianut oleh kebanyakan orang. Disini ukuran kesuksesan adalah apa yang kita miliki. Anda dinilai dan menilai orang lain berdasarkan apa yang mereka miliki. Sedangkan paradigma “Menjadi” adalah paradigma yang melihat seseorang berdasarkan kualitas kemanusiaannya. Disini yang penting bukanlah apa yang kita miliki tetapi karakter kita, pertumbuhan diri kita sendiri. Orang dengan paradigma menjadi bukannya tak memiliki barang apapun. Ia juga memiliki sesuatu dan mencintai sesuatu itu. Bedanya, ia tak terikat dan tergantung dengan sesuatu itu, ia sadar bahwa kebahagiaan sejati hanya didapat dengan mencari kedalam dirinya. Ia sadar bahwa apa yang dimilikinya hanyalah pinjaman yang suatu ketika akan kembali kepada pemiliknya ang sejati. Jadi semuanya kembali kepada kita terserah kita ingin menjadi pribadi yang seperti apa untuk memperbaiki bangsa ini.
F. Penutup
SDM adalah faktor terpenting dalam pembangunan ekonomi sehingga kita harus bekerja sama dalam pembangunan SDM yang lebih berkualitas lagi. Dan seperti kita ketahui SDM yang ada di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Ternyata kuantitas yang baik belum menjamin kualitas sehingga kita harus dapat mengimbangi kuantitas yang ada dengan kualitas.
Dan mari bersama-sama membangun negeri ini menjadi negeri yang tidak hanya mempunyai kuantitas penduduk yang banyak tapi juga mempunyai kualitas yang dapat diandalkan. Yakinlah kita pasti dapat mengguncangkan dunia jika kita dapat bersatu dan bekerjasama dengan baik. Sekian dari penulis terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan dan menyempurnakan isi makalah ini.










 

Daftar Pustaka

Pradiansyah, Arvan. 2004. Life is Beautiful, Gramedia: Jakarta
Stephen C. Smith, Todaro Michael P, 2004: Pembangunan Ekonomi  di Dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta
Dionisius Sihombing,dkk, 2011 ,Pengantar Ekonomi Pembangunan, Medan
Kustoro Budiarta,2010, Pengantar Bisnis,Jakarta: Mitra Wacana Media
Koran Tribun, tanggal 9 November 2011, Hal 1.






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar