MENINGKATKAN SUMBER
DAYA MANUSIA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Oleh : Metya Lutviani (7103210039)
A. Pendahuluan
Pertama sekali penulis ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa,
karena atas rahmat dan kasih sayangnya penulis masih diberikan kesempatan dan
kesehatan sehingga penulis masih dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya, sebagai bahan atau syarat kelulusan mata kuliah ekonomi pembangunan.
Kedua penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Dionius Sihombing selaku
Dosen mata kuliah Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk membuat makalah yang berjudul Meningkatkan SDM dalam Pembangunan
Ekonomi, dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapatkan banyak pelajaran dan pengetahuan tentang
permasalahan – permasalahan SDM yang ada di Indonesia.
Sebelumnya penulis kurang perduli terhadap lingkungan termasuk terhadap
SDM disekelilingnya, namun penulis sekarang menyadari akan pentingnya perhatian
kita terhadap lingkungan di sekitar kita, dan penulis mencoba memberikan solusi
dan alternatif bagaimana agar dapat meningkatkan SDM yang ada di Indonesia.
Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman semua yang
telah saling mengingatkan dikala penulis lupa, dan saling meyakinkan sehingga
makalah ini dapat diselesaikan.
Demikian dari penulis semoga isi makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya, namun makalah ini masih jauh dari
sempurna maka itu penulis memohon kritik dan sarannya yang membangun, semoga
kedepannya penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
B. Pengertian SDM dan Pembangunan Ekonomi
Sumber daya manusia dalam suatu negara memiliki peranan yang sangat
penting baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, jumlah penduduk yang besar
merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil produksi sementara kualitas
penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sebelum kita mengulas lebih dalam tentang sumber daya manusia ini
sebelumnya kita harus mengetahui apa sebenarnya pengertian sumber daya manusia
itu. Menurut dosen Universitas Negeri Medan Drs. Kustoro Budiarta dalam bukunya Pengantar Bisnis Edisi 2, hal
209 dikatakan bahwa sumber daya manusia adalah orang-orang yang ada dalam
organisasi yang memberikan sumbangan pemikiran dan melakukan berbagai jenis
pekerjaan dalam mencapai tujuan organisasi. Melihat pengertian diatas maka
timbul pertanyaan apakah kita sudah termasuk sumber daya manusia yang telah
memberikan sumbangan pemikiran dan melakukan berbagai pekerjaan demi mencapai
tujuan negara ini.
Tentu jawabannya masih belum, masih sangat minim kontribusi yang kita
berikan bagi negara ini, kita hanya bisa menuntut hak kita kepada negara tanpa
menjalankan kewajiban yang seharusnya kita lakukan, seperti yang dikatakan
dosen Fakultas Ekonomi Unimed Dionius Sihombing “jangan tanyakan apa yang telah
diberikan negara ini kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan pada
negara ini”. Mungkin kalimat ini pantas diberikan kepada seluruh masyarakat
Indonesia. Sebenarnya jika semua sumber daya manusia yang ada menyadari
pentingnya peranan mereka dalam pembangunan negara ini, pasti kita dapat
bersama-sama membangun bangsa ini menjadi lebih baik lagi, khususnya dalam
pembangunan ekonomi, pembangunan ekonomi menurut Dionius Sihombing dkk dalam bukunya
Pengantar Ekonomi Pembangunan adalah proses yang menyebabkan pendapatan
perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang.
C. Pengaruh SDM terhadap Pembangunan
Ekonomi
Pengaruh Sumber Daya Manusia yang
berkualitas sangat signifikan terhadap pembangunan ekonomi suatu negara,
contohnya jika Sumber Daya Manusia yang ada di Indonesia dapat lebih kreatif
dalam membuka lapangan pekerjaan maka hal ini dapat mengurangi pengangguran
yang ada yang merupakan salah satu faktor penghambat pembangunan ekonomi di
negeri ini. Namun kebanyakan dari masyarakat kita adalah masyarakat yang lemah
dan masyarakat yang malas, yang hanya mau menunggu gaji yang ada dalam tiap
bulan yang sebenarnya tidak mencukupi kebutuhan mereka. Jika ada waktu yang
kosong mereka lebih memilih untuk istirahat dan tidur dirumah dari pada
memanfaatkan waktu kosongnya untuk mencari ilmu dan bekerja, jika ditanya
mengapa mereka tidak memanfaatkan waktu kosongnya itu mereka menjawab ojo
terlalu ngoyo, artinya jangan terlalu mencari kekayaan. Padahal sebenarnya
kekayaan itu penting seperti dalam hadist riwayat bukhori muslim disebutkan
bahwa bekerjalah kamu untuk dunia seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan
beribadalah kamu seakan-akan kamu akan mati esok. Dan dihadist lain disebutkan
bahwa allah lebih mencintai mukmin yang kuat dari pada mukmin yang lemah, hal
ini sudah menjadi patokan bagi kita bahwa sebenarnya dalam agamapun kita
dianjurkan untuk mencari kekayaan dunia agar kita dapat membantu sesama dan
menolong agama kita dengan harta dan jiwa yang kita miliki bukankah hal ini
adalah hal yang mulia.
Seperti yang dikatakan Dag
Hammarskjold “jangan pernah mengukur tinggi sebuah gunung sebelum anda mencapai
puncaknya. Karena begitu ada di puncak, anda akan melihat betapa rendahnya gunung
itu, ini adalah perumpaan yang tepat bagi orang yang mengatakan jangan terlalu
ngoyo, bagaimana mereka dapat berkata demikian jika mereka belum pernah menjadi
orang yang kaya dan sukses padahal jika mereka telah memperoleh kekayaan mereka
dapat membantu orang – orang yang membutuhkan, dan semakin banyak kita membantu
orang maka semakin kita merasa kurang dan merasa ingin memberikan lebih banyak
bagi orang lain, sebenarnya hal inilah yang semestinya dilakukan oleh sumber
daya manusia yang ada di Indonesia, namun bagaimana caranya agar kita dapat
melakukan hal tersebut, caranya kita harus mulai merubah paradigma kita
terhadap kehidupan.
D. SDM di Indonesia
Sekarang ini banyak masyarakat
Indonesia yang sudah kehilangan jati dirinya, dahulu masyarakat Indonesia
dikenal sebagai masyarakat yang ramah tapi sekarang masyarakat Indonesia
dikenal sebagai masyarakat yang pemarah, contohnya saja jika ada seorang yang
diduga pencuri dalam suatu lingkungan, masyarakat sanggup untuk membakar rumah
orang tersebut, dengan tujuan agar orang tersebut mau mengaku bahwa dia seorang
pencuri, padahal rumah yang dibakar tersebut bukanlah rumahnya tapi dia hanya
menyewa, selanjutnya tindakan anarkis ini menjadi merugikan semua pihak yang
sebenarnya tidak bersalah.
Setiap perbuatan pasti didasari oleh
motivasi teretentu. Teori-teori dasar dalam SDM semuanya adalah mengenai
motivasi, mulai dari Teori Kebutuhan Maslow, teori Keadilan, Teori Harapan dsb.
Benang merah dari semua teori tersebut adalah Tak mungkin ada perbuatan yang tejadi
begitu saja tanpa dilandasi motivasi apapun. Hal itulah juga yang mungkin
terjadi pada cerita diatas, mungkin saja ada orang-orang tertentu yang memiliki
motivasi tersendiri yang ingin menghancurkan dan memecah bela kita, mengapa
kita begitu mudah terpancing. Dimana persatuan dan kesatuan yang selama ini
selalu kita junjung tinggi dan merupakan dasar dalam ideologi kita.
Berbicara mengenai motivasi, teori
motivasi terpopuler adalah teori kebutuhan, kebutuhanlah yang mendasari
tindakan kita. Menurut Arvan Pradiansyah dalam bukunya Life Is Beautiful
menyebutkan bahwa ada 4 jenis manusia berdasarkan kebutuhannya. Jenis manusia
pertama adalah manusia perut dan dibawah perut. Sesuai dengan letaknya dalam
tubuh, ini menunjukkan kualitas kemanusiaan terbawah. Manusia seperti ini hidup
semata-mata untuk perutnya. Inilah manusia UUD (ujung-ujungnya duit). Orang
seperti ini orientasinya adalah harta, kekuasaan dan kebutuhan biologis.
Orang seperti ini tentu banyak kita
dapati dalam negeri kita tercinta ini. Begitu banyak contoh orang seperti ini
baik dalam jabatan tertinggi pemerintahan maupun jabatan terendah di daerah. keserakahan
mereka terhadap harta telah menjatuhkan harga diri mereka sebagai seorang
manusia, mereka rela memakan hak orang lain dengan keji, mereka tega bahkan
dapat lebih tega dari binatang.
Contoh terbaru tentang keserakahan
manusia dalam memperoleh jabatan dan kekayaan yang baru – baru ini terdapat
dalam Koran tribun medan tanggal 09 november 2011, dikatakan bahwa anak wagub
langkat dipecat karena diketahui menggunakan ijazah palsu saat melamar PNS
ditahun 2010, ini adalah segelintir contoh kecil dari berbagai peristiwa yang
dilakukan oleh manusia-manusia yang serakah.
Jenis kedua dari manusia berdasarkan
kebutuhannya ini adalah Manusia hati. Orang ini memiliki kebutuhan sosialisasi
yang tinggi. Ia butuh bergaul dan memiliki banyak kawan. Ketiga Manusia Otak,
inilah manusia yang rasional dan memiliki kebutuhan untuk selalu berkembang dan
kebutuhan belajar yang tinggi. Keempat adalah Manusia Spiritual. Inilah manusia
paripurna yang senantiasa mencari makna terhadap apapun yang dikerjakannya, dari
empat jenis manusia tersebut kita dapat menyadari sebenarnya kita termasuk
manusia yang seperti apa.
Ada sebuah ungkapan menarik dari
Francois de la Rochefoucauld, seorang sastrawan Perancis, “Kita harus sering
merasa malu atas perbuatan baik kita bila orang melihat semua motif yang
melatarbelakanginya”, bukankah semua nilai perbuatan kita sebenarnya ditentukan
oleh niat dan motivasi kita yang terdalam, kita seringkali mengatakan bahwa apa
yang kita lakukan itu adalah untuk orang lain padahal di balik itu tujuan kita
adalah semata-mata untuk keuntungan kita pribadi. Para pemimpin mengatakan
bahwa mereka ingin membaktikan dirinya pada masyarakat, tapi apakah hal itu
benar? Apakah mereka bukan berjuang untuk kepentingan perut mereka sendiri? Ya
jawabannya hanya ada pada relung hati mereka yang terdalam, sebenarnya ini
memang sifat yang umum ada pada manusia apalagi manusia Indonesia, tapi
sebaiknya sifat ini dapat dihindari karena dalam agamapun dianjurkan agar kita
dapat melakukan sesuatu dengan ikhlas dan lebih banyak membantu dan memberi
orang lain baik dikala susah maupun senang.
Tetapi dibalik kata-kata manis kita, suatu ketika niat kita pasti akan terbongkar
juga, karena semua orang sebenarnya pasti mengetahui dan dapat membaca motivasi
dan ketulusan orang lain, ini seperti yang disarankan ajaran Tao, “Jangan
dengarkan apa yang mereka bicarakan, tapi dengarkan apa yang tidak dibicarakan.
Lihatlah dan tataplah mereka dengan mata hati anda. Pendapat ini serupa dengan
apa yang pernah dikatakan Stephen Covey yaitu siapa anda mengkomunikasikan jauh
lebih banyak dari apa yang anda katakana atau lakukan, karena itu para pemimpin
maupun calon pemimpin perlu tahu, bahwa tak sulit untuk menduga motivasi mereka
yang sebenarnya. Rakyat dapat merasakan apakah mereka berjuang demi rakyat atau
hanya untuk memenuhi isi perut mereka sendiri. Hal ini juga senada dengan apa
yang dikatakan bapak Mario teguh “kejujuran adalah kata yang paling mudah”
sehingga apabila ada seseorang yang berkata dengan gugup dapat dengan
mudah ditebak apakah dia jujur atau
berbohong.
Mungkin argumen ini sederhana tapi
sebenarnya dapat diterima karena di negeri ini sudah banyak manusia-manusia
berbulu domba, ular kepala dua, udang dibalik batu, dan sejenisnya. sudah
seperti di kebun binatang sehingga sudah tidak ada manusia yang sebenarnya
dalam negeri ini.
E. Cara Meningkatkan SDM dalam Pembangunan
Ekonomi
Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut
adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Indonesia dalam kancah persaingan global menurut World
Competitiveness Report menempati urutan ke 45 atau terendah dari seluruh Negara
yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38)
dan Thailand (40).
Terkait dengan kondisi sumber daya manusia Indonesia yaitu adanya
ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan
kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92, 73 juta
orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta
orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment).
Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8
juta.
Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah.
Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar
yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan
kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di
berbagai sector ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang
berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja
terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara disisi lain jumlah ankatan
kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada
sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang
terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak
angka pengangguran sarjana di Indonesia.
Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)
Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini
kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu keberhasilan
pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan
rata-rata 7% hanya berasal dari pemanfaatan sumber daya alam intensif (hutan,
dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung.
Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM
yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini
merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM.
Setelah kita melihat bagaimana kondisi SDM yang ada di Indonesia ini kita
jadi mengetahui bahwa sebenarnya rakyat Indonesia sekarang telah mengalami banyak
krisis, baik krisis pendidikan, krisis kepercayaan diri bahkan krisis moral,
rendahnya moral bangsa ini yang membuat semakin banyak tindak kriminalitas
dimana-mana, rendahnya moral ini juga yang mengakibatkan hilangnya
prikemanusiaan yang adil dan beradab, namun setelah mengetahui permasalahan SDM
tersebut apa yang dapat kita lakukan,
solusi yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan SDM kita adalah dengan
menambah dan meratakan IPTEK bagi seluruh masyarakat Indonesia, namun hal ini
saja tidak cukup karena berdasarkan pengalaman orang-orang atau masyarakat yang
pintar yang menguasai pendidikan dan teknologi ternyata bukannya membantu
Negara tetapi malah menyusahkan Negara dan masyarakat dengan melakukan korupsi
missal di semua lini pemerintahan bangsa ini, jadi sepertinya langkah yang
tepat untuk meningkatkan SDM bangsa ini adalah dengna meningkatkan rasa
keagamaan bangsa dan rakyat ini, karena didalam agama sebenarnya sudah diurus
mengenai cara-cara bernegara, sehingga hidup ini dapat berjalan dengan baik,
seperti dalam alquran surah al-ashr 1-5 yang artinya sesungguhnya manusia dalam
kerugian, kecuali orang yang beriman dan beramal soleh dan nasehat menasehati
dalam kebenaran dan nasehat-menasehati dalam kesabaran, jika ayat ini kita
amalkan dalam kehidupan sehari-hari
pasti hidup ini akan terasa indah, karena mengingat manusia adalah hanya insan
biasa tempatnya salah dan lupa.
Jika anda diberi pertanyaan apakah
kita sudah merdeka? Apa jawaban anda? Jangan terburu-buru menjawab pertanyaan
diatas dengan kata “sudah”. Benar Negara kita sudah cukup lama merdeka. Tapi
itu namanya kemerdekaan fisik. Padahal selain fisik kita memiliki 3 dimensi
lainnya yaitu mental, sosial emosional dan spiritual. Kemerdekaan yang sesungguhnya
adalah kemerdekaan disemua dimensi tersebut. Ciri terpenting kemerdekaan adalah
lepas dari ketergantungan pada apapun yang ada diluar dan bergantung pada diri
anda sendiri. Benar anda mandiri secara fisik tapi belum tentu secara mental
dan emosional. Kemerdekaan ini yang sebenarnya juga belum dimiliki oleh
masyarakat Indonesia, karena masih banyak orang yang senang dan bahagia ketik
dipuji namun cepat tersinggung apabila dikritik, banyak orang yang membiarkan
orang lain membawa remote control anda dan menekan tombolnya sekehendak hati.
Saya pernah mengikuti sebuah seminar pembelajaran dengan menggunakan
neuro linguistic programming dimana dalam seminar ini si narasumber memberikan
contoh ketika dia dipuji dan dicaci disaat yang bersamaan, selanjutnya dia
memberikan respon atas pujian dengan baik dan cacian dengan kemarahan, dia
menyadarkan kami bahwa terkadang tanpa disadari kita sangat bergantung pada
orang lain untuk menentukan apakah anda bahagia atau gunda gulana. Hal kedua
yang perlu kita cermati adalah ketergantungan dan kelekatan kita pada segala
yang kita meliki. Kita sering bahagia karena memiliki harta benda, rumah,
mobil, kereta dan sebagainya tapi kita sering lupa bahwa apapun yang kita
miliki bisa hilang dalam sekejab. Sebenarnya kita harus menyadari bahwa apa
yang sekarang menjadi milik kita sebenarnya hanya titipan, dan nanti di suatu
saat pasti akan diminta kembali dan harus dipertanggung jawabkan, sehingga jika
kita menyadari hal ini sebaiknya kita tidak boleh terlalu mencintai barang yang
kita miliki tersebut. Namun bukan berarti tidak boleh mencintai apa yang kita
miliki karena sebenarnya yang berbahaya bukanlah “memiliki” semua itu tetapi
“dimiliki” oleh semua itu, jika kita tidak menyadari hal ini, inilah yang
akhirnya terjadi pada pejabat-pejabat kita yang tidak menyadari bahwa jabatan
yang mereka miliki sebenarnya hanya titipan sehingga terkadang mereka berlaku
sewenang-wenang saat menduduki jabatan tersebut. Mari sama – sama kita
mendoakan agar mereka dan kita semua dapat menyadari apa sebenarnya hakekat
hidup ini.
Hal ketiga yang perlu diperhatikan adalah ketergantungan anda pada
konsep, pemahaman, asumsi dan paradigma yang kita pahami sebagai suatu
kebenaran, contoh pandangan ini adalah banyaknya Fenomena “Pasukan Berani Mati”
atau yang sering kita sebut teroris, orang-orang ini bagaikan robot yang
melakukan sesuatu yang tak mereka sadari. Mereka sebenarnya “tidur” sepanjang
hidup mereka, betapa banyak rakyat Indonesia yang berprilaku seperti ini
terkadang konsep ini dipaksakan begitu saja tanpa kita benar-benar memahaminya,
kadang “keterpesonaan” kta pada orang dan figure tertentu membuat kita menerima
apapun yang dikatakannya tanpa banyak berpikir. Kita tak sadar sudah dicuci otak. Salah satu cirri orang
yang sudah dicuci otak adalah bisa sangat marah begitu konsepnya diserang
orang. Contoh lain dari hal ini adalah bagaimana peristiwa beberapa saat lalu
yang masih teringat jelas dalam benak kita semua ketika anggota perwakilan
rakyat saat itu berkelahi di dalam ruangannya hanya karena tak mau ada yang
mengganggu konsepnya, bukankah hal ini adalah hal yang memalukan.
Hal keempat adalah ketergantungan pada perasaan anda sendiri. Andakah
yang mengendalkan perasaan atau perasaankah yang mengendalikan anda?
Kemerdekaan berarti kemampuan anda mengendalikan perasaan terutama rasa takut.
Kenapa banyak pejabat yang korupsi dan berbuat sewenang-wenang? Itulah rasa
takut. Sebenarnya yang berbahaya itu bukanlah kekuasaan itu sendiri, tapi rasa
takut kehilangan kekuasaan!” kemerdekaan seharusnya membebaskan manusia dari rasa takut dan merubahnya dengan
perasaan cinta.
Di dunia ini sebenarnya tak ada hal
yang tak mungkin, jika kita sungguh – sungguh ingin merubah nasib bangsa ini,
saya yakin dan percaya kita pasti bisa berubah, namun dari mana perubahan itu
kita perbuat, seperti kata Aa Gym “lakukan dari diri sendiri, lakukan dari yang
kecil dan lakukan dari sekarang”. Jadi mari kita mulai dari diri kita sendiri,
setelah mengetahui bahwa sebenarnya masih banyak yang harus kita benahi
terutama dengan merubah paradigma memiliki menjadi paradigm menjadi. Karena
pada dasarnya ada dua paradigma dalam memandang kehidupan. Pertama “memiliki”
dan kedua “menjadi”. Paradigma “memiliki” dianut oleh kebanyakan orang. Disini
ukuran kesuksesan adalah apa yang kita miliki. Anda dinilai dan menilai orang
lain berdasarkan apa yang mereka miliki. Sedangkan paradigma “Menjadi” adalah
paradigma yang melihat seseorang berdasarkan kualitas kemanusiaannya. Disini
yang penting bukanlah apa yang kita miliki tetapi karakter kita, pertumbuhan
diri kita sendiri. Orang dengan paradigma menjadi bukannya tak memiliki barang
apapun. Ia juga memiliki sesuatu dan mencintai sesuatu itu. Bedanya, ia tak
terikat dan tergantung dengan sesuatu itu, ia sadar bahwa kebahagiaan sejati
hanya didapat dengan mencari kedalam dirinya. Ia sadar bahwa apa yang
dimilikinya hanyalah pinjaman yang suatu ketika akan kembali kepada pemiliknya
ang sejati. Jadi semuanya kembali kepada kita terserah kita ingin menjadi
pribadi yang seperti apa untuk memperbaiki bangsa ini.
F. Penutup
SDM adalah faktor terpenting dalam pembangunan ekonomi sehingga kita
harus bekerja sama dalam pembangunan SDM yang lebih berkualitas lagi. Dan
seperti kita ketahui SDM yang ada di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan.
Ternyata kuantitas yang baik belum menjamin kualitas sehingga kita harus dapat mengimbangi
kuantitas yang ada dengan kualitas.
Dan mari bersama-sama membangun negeri ini menjadi negeri yang tidak
hanya mempunyai kuantitas penduduk yang banyak tapi juga mempunyai kualitas
yang dapat diandalkan. Yakinlah kita pasti dapat mengguncangkan dunia jika kita
dapat bersatu dan bekerjasama dengan baik. Sekian dari penulis terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan dan menyempurnakan isi
makalah ini.
Daftar
Pustaka
Pradiansyah,
Arvan. 2004. Life is Beautiful, Gramedia: Jakarta
Stephen
C. Smith, Todaro Michael P, 2004: Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta
Dionisius Sihombing,dkk, 2011 ,Pengantar Ekonomi Pembangunan, Medan
Kustoro Budiarta,2010, Pengantar Bisnis,Jakarta: Mitra Wacana Media
Koran Tribun,
tanggal 9 November 2011, Hal 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar