1. Risk-Return
Trade Off
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang
terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai
kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang
diinginkan. Sedangkan Return atau pengembalian adalah keuntungan yang
diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi
yang dilakukan. Dalam bisnis dan investasi dikenal
istilah "High Risk, High Return" yaitu harus
ada pertukaran antara resiko dan return. Maksud dari hal ini adalah apabila
resiko bertambah maka return seharusnya turut bertambah. Hal ini
dimaksudkan bahwa harus ada
pertambahan return sebagai kompensasi dari pertambahan resiko yang akan
ditanggung oleh investor. Oleh karena itu, suatu hal yang wajar apabila
terdapat istilah high risk, high return. Contoh Dari aspek
manajemen keuangan salah satu tolok ukur dari risiko yang dihadapi oleh
investor berupa fluktuasi atau variasi harga saham. Fluktuasi diukur atas dasar
harga suatu saham dari harga rata-ratanya atau fluktuasi harga saham dari harga
saham secara umum di bursa efek. Makin tinggi fluktuasi harga saham di atas
harga rata-rata maka risiko saham tersebut kian besar. Sehingga seiring dengan
semakin tinggi resiko yang harus
ditanggung investor maka investor pun menginginkan pengembalian investasi yang
tinggi pula.
2. Time Value
of Money
Aksioma kedua mengenai nilai dari suatu uang. Konsep nilai waktu uang
diperlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan
melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan
menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih. Suatu jumlah uang tertentu yang di terima waktu
yang akan datang jika di nilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus di
diskon dengan tingkat bunga tertentu (discountfactor). Suatu jumlah uang
tertentu saat ini di nilai untuk waktu yang akan datang maka jumlah uang
tersebut harus di gandakan dengan tingkat bunga tertentu. Uang
yang anda terima sekarang akan lebih berharga daripada uang dengan jumlah
yang sama yang akan anda terima setahun yang akan datang. Hal ini terjadi karena
inflasi yang melanda suatu negara yang mengakibatkan nilai suatu mata uang turun,
dan juga disebabkan karena faktor resiko. resiko timbul karena tidak adanya kepastian (uncertainty).
Kaitan dengan konsep atau aksioma kedua ini adalah apabila kita ditawari uang dan kita diberi pilihan akan
mengambilnya sekarang atau setahun lagi dengan jumlah yang sama, akan lebih
baik jika kita mengambil pilihan untuk mengambil sekarang. Hal ini dikarenakan uang
yang kita
terima sekarang sudah menjadi milik kita, sedangkan uang yang akan kita miliki setahun lagi belum menjadi milik kita dan masih terdapat kemungkinan uang itu tidak
menjadi milik kita. Dari konsep kedua inilah mengapa pada setiap utang-piutang terdapat
bunga (interest) yaitu sebagai pengganti resiko yang akan muncul karena
ketidak mampuan untuk membayar (default).
3. Cash--Not
Profit-- Is The King
Kas lebih utama dibanding keuntungan. Dalam mengukur wealth atau value
biasanya kita menggunakan cash flow dan bukan accounting profit. Hal ini
berarti perusahaan akan lebih memperhatikan kapan uang tunai ada ditangan? Dan
kapan perusahaan dapat menginvestasikan uang tunai? Termasuk kapan perusahaan
akan membayar dividen. Accounting profit dicatat saat profit itu dihasilkan
bukan saat uang tunai benar-benar diterima. Cash flow perusahaan tidak sama
dengan accounting profit perusahaan. Cash inflows dan cash outflows adalah
mengenai uang tunai masuk dan keluar dari perusahaan. Tidak semua profit itu bentuknya
Cash. Jadi untuk menentukan profit kita maka yang digunakan adalah Laporan Cash
Flow, bukan profit dalam laporan buku. Karena mungkin dalam accounting profit
kita tertulis 3 Milyar, namun ternyata cash yang ada di tangan hanya 1 Milyar.
Bukan berarti 2 milyar ini hilang atau di korupsi oleh staff kita. Namun kita
harus melihat laporan arus kas, di karenakan kemungkinan 2 milyar itu digunakan
untuk investasi, atau aktivitas operasional dll.
4. Incremental
Cash Flow
Dalam
aksioma nomor 3 telah dijelaskan bahwa satu-satunya aset yang memiliki
pelaporan sendiri adalah kas. Incremental Cash Flow adalah
arus kas yang langsung berhubungan dengan investasinya. Kas sendiri dilaporkan dalam statement of cash flow dan
di dalamnya terdapat bagaimana aliran kas masuk dan kas keluar. Dalam proses
evaluasi keuangan, salah satu komponen yang akan dievaluasi berasal dari statement
of cashflow. Bahan pertimbangan dalam evaluasi ini adalah terkait dengan opportunity
cost yaitu pengorbanan yang timbul dikarenakan kita memilih salah satu
pilihan. Kaitannya dengan aksioma keempat adalah menurut Martin Keown, "Incremental
Cash Flow is the difference between the cash flow if the project is taken
on versus if the project is not taken on"Hal ini terkait dengan segala
konsekuensi yang akan diterima dalam pengambilan keputusan pengambilan atau
penolakan atas suatu proyek. Incremental Cash Flow dibagi menjadi
dua : cash inflow / pendapatan (cif) dan cash outflow / pengeluaran (cof).
Conventional cash flow adalah arus kas yang tidak langsung berhubungan dengan
investasinya.
5. The Curse of
Competitive Market
Tujuan utama
dari manajemen keuangan adalah untuk menciptakan kesejahteraan. Hal ini sangat
berkaitan erat dengan mekanisme penilaian dan pengambilan keputusan. Kaitan
dengan aksioma kelima adalah dalam realita dunia wirausaha akan sangat sulit
mengambil profit yang besar dari suatu penjualan. Pengecualian untuk pasar
monopoli, pada pasar persaingan sempurna dan oligopoli (pasar yang penjualnya
banyak) untuk mengambil laba atau profit yang sangat besar merupakan hal yang
sangat sulit. Hal ini dikarenakan jika anda menaikkan harga sedikit saja maka
konsumen akan beralih ke penjual yang lain. Pasar yang sangat kompetitif
membuat laba besar yang akan semakin sulit dicapai. Salah satu cara untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan diferensiasi produk. Diferensiasi
yang dimaksud di sini tidak hanya tentang modifikasi produk anda, akan tetapi
dapat juga berupa servis atau kualitas dari produk anda.
6. Efficient
Capital Market
Pada
pembahasan sebelumnya telah dikatakan bahwa tujuan utama dari manajemen keuangan
adalah untuk memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Bagaimana caranya?
Kesejahteraan yang dimaksud disini merupakan nilai dari saham yang dipegang
oleh pemegang saham. Mengapa harga
dari suatu saham dapat berubah? Hal ini dikarenakan supply and demand yang
ada pada pasar. Harga terbentuk setelah mencapai titik keseimbangan (equilibrium).
Dalam manajemen keuangan, harga yang terbentuk ini selalu menjadi nilai dari
suatu perusahaan. Artinya penerapan dari memaksimalkan kesejahteraan pemegang
saham dapat diimplementasikan dengan memfokuskan pada setiap kebijakan yang ada
di perusahaan. Keputusan yang tepat akan berdampak pada kenaikan nilai dari
suatu perusahaan dan sebaliknya. Oleh karena itu, jika hanya memaksimalkan
profit dari perusahaan melalui metode akuntansi, tidak akan berdampak pada
perubahan harga saham. Karena memaksimalkan profit melalui akuntansi adalah hal
yang mudah, anda tinggal melakukan pemotongan pada setiap beban,
maka jadilah profit anda lebih besar.
7. The Agency
Problem
Meskipun
tujuan dari suatu perusahaan adalah maksimalisasi nilai perusahaan akan tetapi
terkadang dalam realita terjadi perbedaan tujuan antara pemilik perusahaan dan
manajer. Prinsip ketujuh ini lebih menekankan pada para manajer tidak akan
bekerja dengan baik untuk pemegang saham kecuali keduanya memiliki kepentingan
yang sama. Seorang manajer pastilah memiliki kepentingan tersendiri. Yang jadi
masalah apabila terdapat perbedaan kepentingan dan tujuan antara manajer dan
pemilik perusahaan. Tentunya seorang manajer akan bertindak sesuatu sepanjang
sesuatu tersebut sesuai dengan kepentingannya. Oleh karena itu ada baiknya
setiap awal tahun seorang pemilik perusahaan menyamakan kepentingan dan tujuan
serta target yang harus dicapai oleh manajer agar tidak terjadi konflik
kepentingan.
8. Tax Bias
Decision
Pajak
merupakan suatu hal yang sangat signifikan dan sangat berpengaruh dalam
pengambilan keputusan manajemen keuangan. Dalam evaluasi seperti prinsip nomor
empat, free cash flow selalu dihitung setelah perhitungan pajak
dimasukkan atau istilahnya after tax. Selain itu
dalam perhitungan nilai suatu perusahaan yang ditinjau dari EPS (Earning
per Share) terdapat istilah tax saving yaitu ketika suatu
perusahaan mempunyai pilihan untuk berhutang atau menerbitkan saham, jika Earning
Before Interest and Taxes (EBIT) telah melebihi kondisi indifference
level (kondisi dimana EBIT dari berutang dan menerbitkan saham adalah
sama) maka EPS dari yang berutang akan melebihi dari yang menerbitkan saham.
Hal ini dikarenakan ketika kita berutang maka akan membayar bunga utang dan
inilah yang akan menjadi tax saving.
9. All Risk is
Not Equal, Some Risk Can Be Diversified Away
Resiko tidak selalu sama besarnya, beberapa resiko dapat
didiversifikasi dan beberapa resiko tidak dapat didiversifikasi. Untuk dapat
mendiversifikasi resiko biasanya dapat dimulai dari proses pengambilan
keputusan, sehingga proses diversifikasi dapat mengurangi resiko, kemudian
resiko suatu proyek investasi dapat berubah tergantung apakah kita menghitung
resiko investasi yang berdiri sendiri atau menghitung resiko investasi bersama
dengan proyek lain yang juga diambil oleh perusahaan.
Dalam
manajemen keuangan terdapat istilah "Do not put your egg in one basket",
hal jika anda mempunyai 100US$ maka
akan sangat dianjurkan apabila anda tidak menanamnya hanya di satu perusahaan,
akan tetapi di banyak perusahaan. Mengapa begitu? hal ini dilakukan untuk
membagi-bagi resiko apabila suatu perusahaan bangkrut maka anda tidak akan
kehilangan semua uang anda.
10. Ethical
Behavior is Doing the Right Thing
Perilaku bertika adalah melakukan
hal yang benar. Sebenarnya benar dan salah adalah suatu hal yang bersifat
normatif karena setiap masyarakat memiliki konsep benar dan salahnya
masing-masing. Dalam manajemen keuangan mathematical error lebih bisa
ditolerasi ketimbang ethical error. Mathematical error dapat
diperbaiki dengan tidak mengulangi kesalahan yang sama dan begitu pula dengan ethical
error akan tetapi ethical error dampaknya akan lebih fatal yaitu
dapat mematikan karir dan peluang seseorang di masa yang akan datang. Hal ini
dikarenakan perilaku tidak beretika dapat menghilangkan integritas dan
integritas merupakan sesuatu yang mahal di dunia bisnis.
ini sumbernya dari mana mba
BalasHapus