Assalamualaikum wr.wb
apa kabar sahabat muslimah? semoga semua dalam lindungan allah SWT, senantiasa diberikan kesehatan, kemurahan rezeki, kelembutan hati dan kekuatan iman...
hari ini kita akan bercerita tentang menjadi wanita idaman..
Wanita idaman akan selalu menentramkan hati apabila dipandang, wanita idaman tidak diukur dari cantiknya wajahnya, tidak diukur oleh sexi tubuhnya dan tidak diukur oleh make up dan gayannya..
Wanita idaman kecantikannya akan selalu terpancar dalam kesederhanaannya,
wanita idaman kemuliaannya akan terpancar dari sikapnya,
Wanita idaman keanggunannya akan terlihat dari tutur sapannya...
Kelembutannya memberikan ketenangan bagi sekelilingnya..
Senyumannya memberikan kedamaian bagi yang melihatnya..
Tutur sapannya memberikan kehangatan bagi pendengarnya.
Wanita idaman selalu memposisikan dirinya sebagai wanita mulia..
Wanita idaman akan lebih mendewasa dari umurnya...
karena wanita idaman akan menjaga marwahnya..
betapa indah bisa menjadi wanita idaman
begitu indah pria yang mampu meraihnya..
karena wanita idamann begitu berharga
bagaiman intan mutiara yang tersimpan baik didalam karangnya..
jadi, bagi para wanita yang ingin menjadi wanita idaman itu, mari sama-sama menambah bekal keterampilan, ilmu, iman dan kesabaran sehingga mampu berkata sopan, bertindak bijak dan bertutur halus, dimanapun dan kapanpun, karena menjadi wanita idaman, tidak menuntut harus cantik fisik, indah tubuh atau pun make up yang selalu tebal, tapi wanita idaman berasal dari sini.. ya.. dari hati.. dari ketulusan cinta dan kasih sayang yang mampu kita pancarkan bagi sesama...
terimakasih sahabat, sudah mau membaca tulisan ini, semoga bermanfaat dan assalamualaikum wr.wb
Rabu, 17 Desember 2014
Minggu, 07 Desember 2014
Wanita Shaleha
Wanita Shaleha...
Dengannya hidup terasa lebih bermakna...
Setiap Helaan Nafas menjadi begitu berharga...
Setiap Kata dari Lisannya menjadi Mutiara...
Setiap Belaian tangannya menghilangkan duka...
Zaman boleh berganti...
Emansipasi boleh terjadi...
Namun Wanita tetaplah Wanita....
Yang kan menyinari keharmonisan Keluarga..
Setinggi Apapun pendidikan seorang wanita..
Sekaya Apapun seorang wanita...
Sebesar Apapun jabatan seorang wanita...
Wanita tetaplah ibu dari anak-anaknya..
Wanita tetaplah makmum bagi imamnya...
Tidak ada kebesaran tanpa seorang wanita...
Tidak ada kehebatan tanpa seorang wanita..
Tidak ada kesuksesan tanpa seorang wanita...
Karena Wanita adalah Sumber Inspirasi Keluarga...
Bagi semua wanita...
Bersyukurlah tercipta sebagai wanita..
Karena wanita punya Amanah...
Menjadi Penyejuk dan Penentram Hati Keluargannya..
Kamis, 06 November 2014
Mata Hati
Tidak memang tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi, karena kesuksesan bukan karena orang lain, tapi karena diri kita sendiri, mungkin takdir ada di tangan allah tapi kita punya hak untuk memilih, sehingga jika pilihan kita baik dan tepat maka takdir pun akan mengikuti... hanya orang bijak yang dapat memilih dan berfikir dengan bijak, bersikap lebih lembut, berjalan lebih anggun, dan berkata lebih halus...
Tidak semua orang mampu menjaga kepribadiannya, namun pasti semua orang menginginkan yang terbaik dalam kehidupannya... kita dapat mulai dari hal yang terkecil yang mampu kita lakukan.. menjaga hati, menjaga diri, menjaga lisan dan menjaga perbuatan... sungguh tak ada manusia yang semputna.. tapi ketidaksempurnaan itu seharusnya yang akan mengingatkan kita untuk selalu berada dalam jalan yang diberkahinya..
Mungkin terkadang kita hampir tak dapat membedakan mana hitam dan mana putih tapi ketika mata lahir ini tidak mampu membedakan, kita masih punya satu mata lagi yang tak akan mampu tertipu dan tertutup oleh kepalsuan yaitu Mata Hati... dengannya hati ini selalu melihat kebenaran, dengannya hati ini selalu ingin yang terbaik, dengannya hati selalu ingin berlaku adil.. dan dengannya kehidupanmu akan menjadi damai....
Tidak semua orang mampu menjaga kepribadiannya, namun pasti semua orang menginginkan yang terbaik dalam kehidupannya... kita dapat mulai dari hal yang terkecil yang mampu kita lakukan.. menjaga hati, menjaga diri, menjaga lisan dan menjaga perbuatan... sungguh tak ada manusia yang semputna.. tapi ketidaksempurnaan itu seharusnya yang akan mengingatkan kita untuk selalu berada dalam jalan yang diberkahinya..
Mungkin terkadang kita hampir tak dapat membedakan mana hitam dan mana putih tapi ketika mata lahir ini tidak mampu membedakan, kita masih punya satu mata lagi yang tak akan mampu tertipu dan tertutup oleh kepalsuan yaitu Mata Hati... dengannya hati ini selalu melihat kebenaran, dengannya hati ini selalu ingin yang terbaik, dengannya hati selalu ingin berlaku adil.. dan dengannya kehidupanmu akan menjadi damai....
Minggu, 02 November 2014
Usaha Mendapatkan Jodoh Terbaik
Perkara Jodoh.. adalah Perkara yang rumit... Terkadang kita melihat yang jauh ternyata Jodohnya dekat.. Terkadang Melihat yang dekat.. rupanya jauh.. Saat gak dicari.. eh malah datang.. saat dicari-cari eh malah gak datang-datang.. jodoh itu rumit ya??? hehe.. setuju gak?
huh... yang ditunggu-tunggu dan diharap-harap gak datang-datang.. yang gak pernah ditunggu dan gak pernah diduga..eh malah datang.. memangsih jodoh itu gak ada yang tau.. tapi kalau udah bicara masalah perasaan kan gak bisa dibohongi...
Berdasarkan buku yang saya baca.. katanya.. kalau jodoh..terkadang hati kita begitu yakiin kalau jodoh kita itu dia.. walaupun kita tidak begitu mengenalnya.. tapi hati sudah memberikan sinyal bahwa dia yang akan mendampingi kita kelak.. tapi apakah hatinya juga berkata hal yang sama..
atau jangan-jangan itu cuma perasaan kita saja? masak sih karena kita yakinnya sama si dia.. kemudian kita tidak menganggap yang lain yang benar-benar serius dan mencintai kita... apakah itu adil... jadi gimana ya sebaiknya...???
ya sebaiknya perbaiki diri dulu deh... janjinya sih kemarin pingin menjadi orang yang lebih baik... dengan meningkatkan ibadah, meningkatkan puasa, lebih berbakti kepada orang tua, menjadi anak yang shaleh.. dan meningkatkan ilmu agama.. agar kelak saat dipertemukan dengan jodoh kita.. kita bisa benar-benar siap.. dan sudah menjadi orang yang matang secara financial, secara mental dan agama..
semoga kita mendapatkan jodoh yang terbaik ya.. tapi ingat jangan terlalu berfokus pada satu orang.. terkadang yang kamu anggap baik belum tentu baik menurut allah, begitupun sebaliknya.. jadi bersabarlah.. tetaplah menjaga diri untuk orang yang benar-benar pantas bagimu ya...!
huh... yang ditunggu-tunggu dan diharap-harap gak datang-datang.. yang gak pernah ditunggu dan gak pernah diduga..eh malah datang.. memangsih jodoh itu gak ada yang tau.. tapi kalau udah bicara masalah perasaan kan gak bisa dibohongi...
Berdasarkan buku yang saya baca.. katanya.. kalau jodoh..terkadang hati kita begitu yakiin kalau jodoh kita itu dia.. walaupun kita tidak begitu mengenalnya.. tapi hati sudah memberikan sinyal bahwa dia yang akan mendampingi kita kelak.. tapi apakah hatinya juga berkata hal yang sama..
atau jangan-jangan itu cuma perasaan kita saja? masak sih karena kita yakinnya sama si dia.. kemudian kita tidak menganggap yang lain yang benar-benar serius dan mencintai kita... apakah itu adil... jadi gimana ya sebaiknya...???
ya sebaiknya perbaiki diri dulu deh... janjinya sih kemarin pingin menjadi orang yang lebih baik... dengan meningkatkan ibadah, meningkatkan puasa, lebih berbakti kepada orang tua, menjadi anak yang shaleh.. dan meningkatkan ilmu agama.. agar kelak saat dipertemukan dengan jodoh kita.. kita bisa benar-benar siap.. dan sudah menjadi orang yang matang secara financial, secara mental dan agama..
semoga kita mendapatkan jodoh yang terbaik ya.. tapi ingat jangan terlalu berfokus pada satu orang.. terkadang yang kamu anggap baik belum tentu baik menurut allah, begitupun sebaliknya.. jadi bersabarlah.. tetaplah menjaga diri untuk orang yang benar-benar pantas bagimu ya...!
MOTIVASI, PROSES DAN PENERAPANNYA
Pengertian dan Teori Motivasi
Motivasi merupakan kesediaan
untuk mengeluarkan tingkat upaya-tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan
organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya tersebut untuk memenuhi kebutuhan
individu.
Kebutuhan berarti suatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil
tertentu yang terlihat menarik, atau
Motivasi merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang
menggerakkan, mengarahkan perilakunya untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Motivasi tidak timbul begitu saja, tetapi motivasi timbul melalui beberapa
tahap, dengan kata lain, adanya proses motivasi.
Proses motivasi itu sendiri
merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan, dan ganjaran.
Proses motivasi dimulai ;
1. Munculnya kebutuhan yang belum
terpenuhi, yang menyebabkan adanya ketidak-seimbangan dalam diri seseorang dan berupaya untuk menguranginya dengan perilaku tertentu,
2. Seseorang kemudian mencari
cara-cara untuk memuaskan keinginan itu,
3. Seseorang mengarahkan
perilakunya kearah pencapaian tujuan atau pres-
tasi dengan cara-cara yang telah dipilihnya yang didukung kemampuan,
keterampilan maupun
pengalamannnya,
4. Penilaian prestasi dilakukan
dirinya sendiri atau orang lain yang dalam hal
ini dapat saja orang lain atau
atasan, atas keberhasilan dalam mencapai
tujuan, dan perilaku yang yang
ditujukan untuk memuaskan kebutuhan itu,
akan dinilai sendiri oleh
individu bersangkutan, sedangkan perilaku yang
ditujukannya untuk pemenuhan
kebutuhan finansial atau jabatan, pada
umumnya dilakukan atasan atau
pimpinan organisasi/perusahaan,
5. Ganjaran (reward) ataupun
hukuman (punishment) yang diterima atau dira-
sakan tergantung pada evaluasi atas prestasi yang dilakukan individu itu
sendiri,
6. Pada akhirnya, individu
tersebut, menilai sejauh mana perilaku dan ganja-
ran telah memuaskan
kebutuhannya.
Jika siklus motivasi itu telah memuaskan kebutuhannya, maka suatu
keseimbangan dan kepuasan atas kebutuhan tersebut dirasakan. Selanjutnya, jika
masih ada kebutuhan yang belum terpenuhi maka akan terjadi lagi proses
pengulangan siklus motivasi dengan perilaku yang berbeda.
- Teori-teori Motivasi,
Pada dasarnya teori motivasi dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu :
Teori Kepuasan/Isi (Content Theory), dan Teori Proses (Process Theory).
1.
Teori kepuasan/isi (content theory) memusatkan
perhatiannya pada faktor-faktor dalam diri orang (individu) yang menggerakkan,
mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku. Dalam hal ini dicoba
menentukan kebutuhan khusus yang dapat memotivasi seseorang (individu), dengan
kata lain, teori ini berkaitan dengan faktor yang ada dalam diri seseorang yang
memotivasinya,
Teori ini terdiri
dari, teori Hirarkhi Kebutuhan Maslow, teori Mac Groger, teori Dua Faktor, teori
ERG, dan teori kebutuhan Mc Clelland.
2.
Teori proses (process Theory) yang mencoba menguraikan,
menjelaskan, dan menganalisis “ bagaimana” perilaku itu digerakkan, diarahkan,
didukung dan dihentikan, dengan kata lain, teori proses berkaitan dengan
bagaimana motivasi itu terjadi atau bagaimana perilaku itu digerakkan.
Teori ini terdiri
dari, teori Penetapan Tujuan, teori Penguatan, teori Keadilan, dan teori Pengharapan.
Teori Kepuasan/Isi (Content Theory)
a. Teori Hirarkhi Kebutuhan dari A. Maslow, yang
menghipotesiskan bahwa didalam diri
setiap manusia (individu) terdapat lima jenjang kebutuhan sebagai berikut :
1. Faal (fisiologis), seperti : rasa
lapar, haus, sandang, papan, dan seks,
2. K eselamatan dan keamanan, seperti : kebutuhan akan
kebebasan dari ancaman yaitu aman dari ancaman kejadian atau lingkungan,
3. Sosial yaitu : kebutuhan akan
teman, persahabatan, kasih sayang, dan
sebagainya,
4. Penghargaan, yaitu meliputi
kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihar
gai atas prestasi, pengakuan
atas kemampuan dan keahlian yang dimili-
ki, serta efektivitas kerja.
5.
Aktualisasi Diri, merupakan hirarkhi kebutuhan yang
paling tinggi yang
berkaitan dengan proses
pengembangan potensi yang sesungguhnya,
untuk menunjukkan kemampuan,
keahlian, dan potensi yang dimiliki se-
seorang. Kebutuhan ini merupakan
proses yang berlangsung terus-me-
nerus dan tidak pernah
terpuaskan dan ada kecenderungan potensinya
meningkat karena seseorang
mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang
yang didominasi kebutuhan Aktualisasi Diri menyenangi tugas-tugas yang
menantang kemampuan dan keahliannya.
Kebutuhan yang berada pada lima jenjang ini dibagi A. Maslow menjadi dua
bagian, yaitu : kebutuhan Order Rendah, dan kebutuhan Order Tinggi.
- Kebutuhan Order
Rendah, merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dipenuhi secara eksternal yaitu;
kebutuhan faal, dan kebutuhan keamanan, sedangkan,
- Kebutuhan Order
Tinggi, merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dipenuhi secara internal yaitu;
kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
b. Teori Mac
Groger (Teori X dan Teori Y)
Teori X,
berpandangan bahwa pada dasarnya karyawan-karyawan tidak menyukai kerja, malas,
tidak menyukai tanggung jawab, dan harus dipaksa agar berprestasi,
Pandangan yang menjadi pegangan manajer sebagai berikut :
1.
Karyawan secara inheren tidak menyukai kerja, dan
dimungkinkan akan mencoba menghindarinya,
2.
Karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka harus
dipaksa, diawasi, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan,
3.
Karyawan akan menghindari tanggung-jawab dan mencari
pengarahan formal bilamana dimungkinkan,
4.
Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua faktor
lain yang dikaitkan dengan kerja dan akan memperagakan ambisi yang hanya
sedikit.
Teori Y, berpandangan bahwa pada dasarnya
karyawan-karyawan menyukai kerja, kreatif, berusaha bertanggung jawab, dan
dapat menjalankan pengarahan diri.
Pandangan manajer pada teori Y sebagai berikut :
1.
Karyawan dapat memandang kerja yang sama wajarnya dengan
istirahat,
2.
Orang-orang akan menjalankan pengarahan diri dan
pengawasan diri jika mereka janji terlibat pada sasaran,
3.
Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima-baik, bahkan
mengusahakan dan bertanggung jawab,
4.
Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif (pembaharuan
tersebar meluas dalam populasi dan tidak merupakan milik mereka yang berada
pada posisi manajemen),
c. Teori Dua
Faktor/teori Herzberg
Teori ini merupakan teori kebutuhan yang dikembangkan oleh Herzberg.
Dinamakan dua faktor karena menyangkut faktor yang membuat orang merasa puas
dan faktor yang membuat orang merasa tidak puas (satisfiers-dissatisfiers),
dengan menarik dua kesimpulan khusus yaitu :
1.
Adanya serangkaian kondisi ekstrinsik yang merupakan
kondisi pekerjaan yang menghasilkan ketidak-puasan dikalangan karyawan jika
kondisi pekerjaan tersebut tidak ada, jika kondisi itu ada, maka karyawan tidak
perlu dimotivasi. Kondisi atau faktor ini disebut dissatisfiers atau hygiene
factors.
Faktor-faktor ini berkaitan dengan keadaan pekerjaan, yang antara lain ;
upah, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, mutu supervisi, dan hubungan antar
pribadi di-antara rekan sekerja, dengan atasan dan dengan bawahan,
2.
Adanya serangkaian kondisi intrinsik yang merupakan
kondisi pekerjaan, yang jika ada dalam pekerjaan tersebut dapat menggerakkan
motivasi yang kuat dan dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik, tetapi jika
kondisi atau faktor-faktor itu tidak ada, tidak akan menyebabkan adanya
ketidak-puasan.
Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan Isi pekerjaan yang disebut dengan
faktor pemuas (Satisfiers) atau “motivator” yang antara lain : prestasi
(achievement), pengakuan (recognition), tanggung jawab (responsibility),
kemajuan (advancement), pekerjaan itu sendiri (the work itself), dan
kemungkinan untuk berkembang (the possibility of growth).
d. Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth)
Teori ERG merupakan teori kebutuhan yang dikembangkan oleh Clayton Alderfer
yang merupakan pengerjaan ulang dari hirarki kebutuhan A. Maslow yang berargumen
bahwa : ada tiga kelompok kebutuhan yang mendasar yaitu, Existensi ,
Relatedness, dan Growth.
- Kebutuhan Eksistensi (Existence), merupakan
kebutuhan yang sama dengan
kebutuhan faal, dan kebutuhan keselamatan
dan keamanan dari A. Maslow,
- Kebutuhan Keterikatan (Relatedness),
merupakan kebutuhan keterikatan yang
sama dengan kebutuhan Sosial dari A.
Maslow, dimana kebutuhan ini melipu-
ti semua bentuk kebutuhan yang berkaitan
dengan kepuasan hubungan antar
pribadi di tempat kerja,
- Kebutuhan Pertumbuhan (Growth), merupakan
kebutuhan akan pertumbuhan
yang meliputi semua kebutuhan yang
berkaitan dengan pengembangan poten
si termasuk kebutuhan penghargaaan dan
aktualisasi diri dari A. Maslow.
Perbedaan antara
teori Maslow dan teori ERG adalah :
- Dapat beroperasi sekaligus lebih dari satu
kebutuhan, dan
- Jika kepuasan dari suatu kebutuhan tingkat
lebih tinggi tertahan, hasrat untuk
untuk memenuhi kebutuhan yang lebih
rendah tertahan.
Hirarki kebutuhan Maslow merupakan kemajuan bertangga yang tegar, teori ERG
tidak mengandalkan suatu hirarki yang tegar dimana kebutuhan yang lebih rendah harus
dipuaskan cukup banyak lebih dahulu sebelum orang dapat maju terus.
Selanjutnya, A. Maslow berargumen bahwa : seorang individu akan tetap pada
kebutuhan tertentu sampai kebutuhan tersebut dipenuhi.
Argumen ini ditentang teori ERG (ERG mengandung suatu
dimensi frustrasi-regresi) dengan memberitahukan bahwa :
bila suatu tingkat kebutuhan order lebih tinggi terhalang akan terjadi
hasrat individu untuk meningkatkan kebutuhan tingkat lebih rendah,
Misalnya : karena tidak adanya ketidakmampuan memuaskan suatu kebutuhan
akan interaksi sosial, maka memungkinkan meningkatnya hasrat untuk memiliki
lebih banyak uang atau kondisi kerja yang lebih baik.
Dengan demikian frustrasi (halangan) dapat mendorong ke suatu regresi
(mundur) ke kebutuhan yang lebih rendah.
e. Teori
Kebutuhan Mc Clelland,
Teori yang dikembangkan Mc Clelland ini memfokuskan pada tiga kebutuhan
yaitu : prestasi (achievement),
kekuasaan (power), dan afiliasi (pertalian), yang didefinisikan sebagai berikut
:
1.
Kebutuhan akan prestasi (achievement), merupakan dorongan
untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat
untuk sukses. Karakter dari orang yang memiliki kebutuhan berprestasi yaitu ;
a.
Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi memiliki rasa
tanggung-jawab yang tinggi
terhadap pelaksanaan suatu tugas atau
mencari solusi atas suatu
permasalahan, sehingga akibatnya orang-
orang ini lebih suka bekerja
sendiri daripada bekerja bersama orang
lain, dan lebih suka memilih
orang yang berkompeten daripada sa-
batnya,
b.
Orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi
cenderung
menetapkan tingkat kesulitan tugas yang moderat dan menghitung risikonya,
c.
Orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi
memiliki ke-
inginan yang kuat untuk memperoleh feed-back atau respons atas pe-
laksanaan tugasnya.
Orang-orang ini selalu ingin tau seberapa baik tu
gas tersebut telah
dikerjakannya dan orang-orang ini sangat antusias
untuk mendapatkan feed-back,
dengan tidak memperdulikan hasilnya
(baik atau buruk). Dalam hal
ini, finansial tidak begitu penting peranan
nya dalam meningkatkan
prestasi kerja pada orang-orang yang yang
memiliki kebutuhan prestasi
yang tinggi, namun bukan berarti orang
yang memiliki kebutuhan
prestasi tinggi finansial tidak penting, tetapi
jika mereka memiliki kebutuhan
prestasi tinggi, maka mereka menca
ri imbalan ekonomi sebagai
bukti dari keberhasilannya.
Sebaliknya, orang yang memiliki kebutuhan
prestasi yang rendah, tidak
akan berprestasi tinggi atau
sangat baik, tanpa insentif finansial.
2.
Kebutuhan akan kekuasaan (power), merupakan kebutuhan
untuk membuat orang-orang (tanpa paksaan) tidak berperilaku seperti yang tidak
diinginkan, dengan kata lain; merupakan kebutuhan untuk mem
pengaruhi dan mengendalikan orang lain dan bertanggung jawab.Ciri
dari orang yang memiliki
kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan, anta
ra lain ;
a.
Mempunyai keinginan terhadap orang lain untuk mempengaruhi
secara langsung,
b.
Berkeinginan untuk mengadakan pengendalian terhadap orang lain,
c. Adanya suatu upaya untuk menjaga hubungan
pimpinan – pengikut.
Orang yang memiliki kebutuhan yang
tinggi akan kekuasaan cenderung
lebih banyak memberikan
saran-saran, pendapat, dan evaluasinya, dan
selalu mencoba untuk mempengaruhi cara
berpikir orang lain. Selain itu,
orang yang memiliki kebutuhan
yang tinggi akan kekuasaan cenderung
menempatkan diri sebagai pemimpin
dilingkungan kelompoknya, dan
cenderung dekat dengan atasan.
3.
Kebutuhan afiliasi (pertalian) merupakan hasrat untuk hubungan
antar pribadi yang ramah dan akrab,
dimana kebutuhan ini merupakan
suatu keinginan untuk melakukan
hubungan yang bersahabat pada
orang lain. Ciri-ciri dari orang
yang memiliki kebutuhan afiliasi yang ting
gi sebagagai berikut ;
a.
Memiliki keinginan yang kuat untuk memperoleh ketenteraman dan ke
relaan dari orang lain,
b.
Cenderung untuk menyesuaikan diri dengan norma dan keinginan dari
orang yang ada di lingkungannya,
c.
Memiliki suatu perhatian yang sungguh-sungguh terhadap perasaan
orang lain.
Hal ini memperlihatkan bahwa
orang-orang yang mempunyai kebutuhan
afiliasi yang
tinggi mencari kesempatan di tempat dia bekerja untuk memuaskan
kebutuhannya. Di samping
itu, orang-orang ini cenderung bekerja
bersama
dengan orang lain
daripada bekerja sendiri, dan orang-orang ini memiliki tingkat kehadiran yang
tinggi, serta mempunyai kecenderungan berprestasi lebih baik dalam situasi jika
ada dukungan personal dan moral.
Sehubungan dengan hal ini, bagi
manajer dapat menciptakan lingkungan kerja yang kooperatif dan suportif untuk
meningkatkan produktivitas kerja. Sebaliknya bagi pekerja (orang-orang) yang
memiliki kebutuhan afiliasi yang rendah seharusnya diposisikan pada tugas yang
memungkinkannya untuk bekerja secara independen karena mereka lebih suka
bekerja sendirian.
- Teori Proses (Process Theory)
Teori ini
merupakan teori yang difokuskan pada bagaimana motivasi itu terjadi, dan teori
yang dijelaskan sebagai berikut ;
1.
Teori Penetapan Tujuan
Teori ini dikembangkan oleh E. Locke yang menguraikan hubungan antara
tujuan yang ditetapkan dengan prestasi kerja. Teori ini mempunyai konsep dasar
bahwa ; karyawan yang memahami tujuan yaitu
apa yang diharapkan organisasi kepadanya, akan mempengaruhi perilaku kerjanya.
Penetapan tujuan yang menantang (sulit) dan dapat diukur hasilnya dapat
meningkatkan prestasi kerja, dengan asumsi karyawan mempunyai kemampuan dan
keterampilan yang dibutuhkan.
Teori ini juga menyatakan
bahwa : tujuan yang spesifik (jelas), sulit, menantang, menghantar kepada
prestasi yang lebih tinggi. Disamping itu, ada beberapa proses dalam penerapan
teori Penetapan Tujuan yaitu
a.
Insentif tertentu yang disediakan organisasi, dalam hal
ini umumnya termasuk penetapan apa yang ingin dilakukan organisasi (target
hasil), dan kejelasan ganjaran yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
tersebut, seperti ; upah, promosi, dan penghargaan,
b.
Proses partisipasi penetapan tujuan meliputi bagaimana
tujuan itu
ditetapkan. Dalam proses penetapan tujuan dapat dilaksanakan secara
bersama-sama antara pimpinan – bawahan (partisipatif), dan dapat pula
ditetapkan sendiri oleh pimpinan (otoriter),
c.
Atribut-atribut penetapan tujuan meliputi ; kejelasan,
kesulitan, tanta-
ngan, persaingan dengan karyawan lain, dan umpan balik,
d.
Adanya komitmen karyawan untuk melaksanakan tujuan
termasuk
perhatian dan upaya untuk pencapaian tujuan tersebut,
e. Hasil dari penetapan tujuan yaitu
prestasi kerja dan kepuasan.
2.
Teori Penguatan (Reinforcement Theory),
Teori penguatan mengemukakan bahwa, perilaku merupakan fungsi dari
akibat yang berhubungan dengan perilaku tersebut. Dimana orang cenderung melakukan sesuatu mengarah pada konsekwensi
positif, dan menghindari konsekwensi yang tidak menyenangkan.
Ada empat konsep dasar yang dimiliki teori Penguatan yaitu ;
a.
Pusat perhatian adalah pada perilaku yang dapat diukur,
seperti, ketepatan pelaksanaan jadwal kerja,
b.
Yang berkaitan dengan urut-urutan antar-stimulus, respon,
dan kon -
sekwensi dari perilaku yang ditimbulkan. Kondisi kerja yang dibuat
organisasi (stimulus), lalu karyawan bertindak sebagaimana yang diinginkan
organisasi (respon), dan selanjutnya, organisasi memberikan ganjaran yang
sesuai dengan tindakan atau perilakunya (konsekwensi perilaku),
c.
Semakin pendek interval waktu, antara respon karyawan
(misalnya ;
prestasi kerja) dengan pemberian penguatan (ganjaran), maka semakin besar
pengaruhnya terhadap perilaku,
d.
Berkaitan dengan nilai, dan ukuran dari penguatan, yaitu ; semakin
besar nilai penguat bagi
karyawan maka semakin besar pengaruhnya
terhadap perilaku berikutnya.
Ada beberapa bentuk penguatan yaitu ;
-
Penguatan positif, berkaitan dengan memperekuat .........
3.
Teori Keadilan
Teori ini menyatakan bahwa
individu-individu membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka dengan
masukan/keluaran lain dan kemudian berespons untuk menghapuskan setiap
ketidak-adilan,
Ada 4 (empat) ukuran penting dalam Teori Keadilan yaitu,
1.
Orang, individu yang merasakan diperlakukan adil atau
tidak adil,
2.
Perbandingan dengan orang lain, setiap kelompok atau
orang yang digunakan oleh seseorang sebagai pembanding rasio masukan atau
perolehan,
3.
Masukan (input), karakteristik individual yang dibawa
kepekerjaan, seperti keberhasilan (keahlian, pengalaman, belajar), atau
karakteristik bawaan (umur, jenis kelamin, dan ras,
4.
Perolehan (outcome), apa yang diterima seseorang dari
pekerjaannya (penghargaan, tunjangan, dan upah).
Suatu keadilan dinyatakan telah ada jika karyawan
menganggap bahwa rasio antara masukan (usaha) karyawan dengan perolehan
(imbalan) sepadan dengan rasio karyawan lainnya.
Teori Keadilan menyarankan sejumlah cara yang dapat digunakan untuk
memulihkan perasaan atau rasa keadilan, seperti berikut :
1.
Perubahan masukan, karyawan dapat menentukan bahwa ia
akan mempergunakan lebih sedikit waktu atau usaha untuk pekerjaan,
2.
Perubahan keluaran, karyawan dapat menentukan untuk
memproduksi unit lebih banyak karena penerapan rencana upah per potong,
3.
Perubahan sikap,
4.
Mengubah/mengganti orang yang menjadi pembanding, untuk
memulihkan keadilan dapat dilakukan perubahan dengan merubah orang pembanding
dengan membuat perbandingan antara rasio masukan/keluaran dari beberapa orang
lainnya,
5.
Mengubah masukan atau keluaran dari orang yang dijadikan
pembanding,
6.
Mengubah situasi keluar dari pekerjaan yang dijalani akan
mengubah perasaan tidak adil,
4. Teori
Pengharapan,
Manajemen Berdasarkan sasaran
(Management by Objective/MBO)
MBO sejalan dengan nama-nama lain seperti : Management By Result (MBR),
Goals Management, Work Planning and Review, Goals and Controls, Joint Target
Setting, dan sebagainya.
MBO berkenaan dengan penetapan prosedur-prosedur formal atau yang tidak
formal, yang dimulai dengan :
Penetapan tujuan dan dilanjutkan dengan serangkaian
kegiatan (langkah) sampai peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan tersebut.
Gagasan dasar MBO adalah bahwa, MBO merupakan proses
partisipatif, secara aktif melibatkan manajer dan para
anggota pada setiap tingkatan organisasi. Tujuan utama penerapan MBO adalah
untuk mencapai efisiensi operasi seluruh organisasi melalui operasi yang
efisien dan integrasi setiap bagian yang ada. MBO juga membantu menghilangkan
atau mengatasi berbagai hambatan perencanaan, dalam pengembangan hubungan
antara fungsi perencanaan dan
pengawasan.
Keberhasilan penerapan MBO didasarkan pada 2 (dua) hipotesis,
1.
Jika seseorang melekat secara kuat pada suatu tujuan, dia
akan bersedia mengeluarkan usaha lebih untuk meraihnya dibanding jika seseorang
tidak terikat,
2.
Bilamana saja seseorang memperkirakan sesuatu akan
terjadi, dia akan melakukan apa saja untuk membuatnya terjadi.
Selain kedua hipotesis di atas,
keberhasilan penerapan MBO juga didasari pada teori-teori motivasi, seperti :
kebutuhan aktualisasi diri dari Maslow, teori Y McGroger, faktor-faktor
motivasi Herzberg, dan kebutuhan berprestasi dari McCelland.
Konsep lain yang juga turut mendasari MBO adalah bahwa
orang lebih menyukai dinilai menurut keriteria realistik yang diterimanya dan
standar yang dipandangnya dapat dicapai.
- Kekuatan dan Kelemahan MBO
Kekuatan-kekuatannya :
1.
Memungkinkan para individu mengetahui apa yang diharapkan
dari padanya,
2.
Membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer
menetapkan tujuan dan sasaran,
3.
Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan,
4.
Membuat para individu lebih memusatkan perhatiannya pada
tujuan organisasi,
5.
Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui
pemusatan pada pencapaian tujuan tertentu yang juga memungkinkan para bawahan
mengetahui kualitas pekerjaannya dalam hubungan dengan tujuan organisasi.
Kelemahan-kelemahannya
Ada 2 (dua) katagori kelemahan-kelemahan yang khas pada
program MBO formal yaitu ;
a.
Kelemahan yang melekat (inheren) pada proses
MBO, mencakup,
konsumsi waktu dan usaha yang cukup
besar dalam proses belajar
untuk menggunakan teknik-teknik MBO, dan
umumnya meningkatkan
banyaknya kertas kerja,
b.
Kelemahan-kelemahan itu harusnya tidak ada, tetapi selalu ditemui
dalam
pengembangan dan implementasi program-program MBO, dan
Agar MBO berhasil dengan baik maka harus dikendalikan
beberapa ma-
salah sebagai
berikut ;
1.
Gaya dan dukungan manajemen,
2.
Penyesuaian dan perubahan MBO,
3.
Keterampilan-keterampilan antar pribadi,
4.
Deskripsi jabatan,
5.
Penetapan dan pengkoordinasian tujuan,
6.
Pengawasan metode pencapaian tujuan,
7.
Konflik antara kreativitas dan MBO.
- Unsur-unsur yang perlu
diperhatikan untuk efektifitas MBO,
1.
Melatih dan melatih manajer,
2.
Merumuskan tujuan secara jelas,
3.
Menunjukkan komitmen manajemen puncak secara kontinyu,
4.
Membuat umpan balik efektif, dan
5.
Mendorong partisipasi.
MBO merupakan suatu program yang mencakup tujuan-tujuan yang khas yang
ditentukan secara partisipatif untuk suatu kurun waktu yang eksplisit dengan
umpan balik mengenai kemajuan-kemajuan tujuan.
Peter Drucker mengemukakan
bahwa MBO merupakan cara untuk menggunakan tujuan-tujuan untuk memotivasi
orang-orang dan bukan untuk mengawasinya.
Dengan demikian tekanan MBO adalah pada pengubahan
sasaran organisasional dan anggota-anggota individual.
Ada 4 (empat) unsur umum pada program MBO yaitu ;
- Kespesifikasian tujuan,
- Pengambilan keputusan partisipatif,
- Suatu kurun waktu yang eksplisit, dan
- Umpan balik kinerja.
- Kaitan MBO dan Teori Penentuan
Tujuan
Teori penentuan tujuan menunjukkanbahwa tujuan yang sukar yang spesifik
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi, dari pada tujuan yang mudah atau tujuan
yang bersifat umum.
MBO membela langsung tujuan spesifik dan umpan balik, dan satu-satunya hal
yang tidak sesuai antara Teori Penentuan Tujuan dan MBO berkaitan dengna isyu
partisipasi yaitu :
MBO dengan kuat membela isyu partisipasi, sedangkan Teori Penentuan Tujuan
menunjukkan bahwa penugasan tujuan-tujuan kepada bawahan selalu sama hasilnya.
Karena manfaat utama penggunaan partisipasi kelihatannya adalah mengimbas
individu-individu untuk menetapkan tujuan yang lebih sukar.
Dalam praktek sebenarnya MBO memberikan kapada manajer sarana untuk
melaksanakan teori penentuan tujuan.
- Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku (OB MOD), merupakan suatu program dimana para
manajer mengidentifikasikan perilaku karyawan yang dikaitkan dengan
kinerja, dan kemudian melaksanakan suatu strategi intervensi untuk memperkuat
perilaku kinerja yang diinginkan dan melemahkan perilaku yang tidak diinginkan,
Modifikasi perilaku menyatakan penerapan teori Penguatan,
dan
Program modifikasi perilaku mengikuti lima langkah model
pemecah masalah
yaitu ;
1. Identifikasikan perilaku yang
berkaitan dengan perilaku,
2. Pengukuran perilaku,
3. Identifikasi
kemungkinan-kemungkinan (contingencies) perilaku,
4. Pengembangan dan pelaksanaan
suatu strategi campur tangan (intervensi), 5.
Evaluasi perbaikan kerja.
- Kaitan OB MOD dengan Teori
Penguatan
Teori Penguatan mengandalkan teori
penguatan positif pembentukan, dan pengakuan dampak dari jadwal-jadwal
penguatan yang berlainan pada perilaku. OB MOD menggunakannya untuk memberikan kepada
para manajer suatu cara yang ampuh untuk mengubah perilaku karyawan.
Dalam prakteknya, OB MOD banyak digunakan dalam organisasi untuk
memperbaiki
produktivitas dan mengurangi kekeliruan, kemangkiran, kelambatan, dan tingkat
kecelakaan.
- Motivasi dan Produktivitas
Motivasi merupakan dorongan dalam usaha
memenuhi kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan Produktivitas
merupakan perbandingan antara output yang dihasilkan dengan input yang
diberikan.
Langganan:
Postingan (Atom)