KRIPIK WARA WIRI
PROMO AKHIR TAHUN DISKON 10%
MENJUAL KRIPIK SINGKONG DAN PISANG ANEKA RASA
SEPERTI BALADO, BBQ, KEJU, JAGUNG MANIS, JAGUNG BAKAR, DLL
PESANAN DI ANTAR KE TEMPAT
PEMESANAN HUBUNGI METYA : 085760119941 DAN 082364762067
HARGA Rp 30.000/KG
Selasa, 18 Desember 2012
Rabu, 27 Juni 2012
Sabun Kecantikan
Dijual Sabun Kecantikan dari K-Brothers Thailand harga terjangkau mulai dari 7.000 an, ada sabun beras susu, sabun honey soap (madu), sabun pearl (mutiara), slimming (pelangsing tubuh), dan pemerah bibir,, dan masih banyak lagi yang lainnya. yang berminat segera menghubungi no ini : tia : 082364762067
Dijual Sabun Kecantikan dari K-Brother Thailand
Dijual Sabun Kecantikan dari K-Brother Thailand
Tawaran MC
Sebuah Instansi Perkumpulan Master Ceremony Indonesia membuka sebuah tawaran... akhir bulan....
Menerima tawaran Menjadi MC (Master Ceremony) untuk berbagai acara
Tenaga Professional dan berpengalaman, menerima tawaran di berbagai daerah ...
Honor... Terjangkau.... Bisa Nego...
Yang Berminat silahkan menghubungi no ini : Tia : 082364762067 dan 085760119941
Menerima tawaran Menjadi MC (Master Ceremony) untuk berbagai acara
Tenaga Professional dan berpengalaman, menerima tawaran di berbagai daerah ...
Honor... Terjangkau.... Bisa Nego...
Yang Berminat silahkan menghubungi no ini : Tia : 082364762067 dan 085760119941
Tawaran Mengajar
assalamualaikum wr.wb
apa kabar teman-teman...
berjumpa kembali dengan saya... Metya..
Hari ini saya punya beberapa informasi menarik nih...
Informasi Pertama :
Sebuah Instansi Bimbingan Belajar Az-Zahra di Medan, menerima tawaran mengajar sebagai guru privat (tutor). tenaga pengajar berpengalaman dan ahli dalam bidangnya,,, mengajar semua mata pelajaran sekolah dari SD hingga SMP dan Menerima kursus Komputer, Dan mengajar mengaji (membaca Al-Qur'an)
Bayaran Terjangkau mulai dari 100 Ribuan untuk daerah Medan dan sekitarnya.....
Yang berminat silahkan menghubungi no ini : tia : 082364762067 dan 085760119941
apa kabar teman-teman...
berjumpa kembali dengan saya... Metya..
Hari ini saya punya beberapa informasi menarik nih...
Informasi Pertama :
Sebuah Instansi Bimbingan Belajar Az-Zahra di Medan, menerima tawaran mengajar sebagai guru privat (tutor). tenaga pengajar berpengalaman dan ahli dalam bidangnya,,, mengajar semua mata pelajaran sekolah dari SD hingga SMP dan Menerima kursus Komputer, Dan mengajar mengaji (membaca Al-Qur'an)
Bayaran Terjangkau mulai dari 100 Ribuan untuk daerah Medan dan sekitarnya.....
Yang berminat silahkan menghubungi no ini : tia : 082364762067 dan 085760119941
Kamis, 24 Mei 2012
MANHAJ HARAKI
APA YANG DI MAKSUD DENGAN MANHAJ HARAKI
Manhaj Haraki (metode gerakan)
mempunyai makna langkah berencana yang diterapkan Rosulullah saw semenjak
beliau diutus sebagai rasul hingga wafatnya. Kita perlu mengikuti tahap-tahap
perjalanan hidupnya, langkah demi langkah, dengan tujuan memperjelas titik
acuan kita dalam melaksanakan gerakan Islam. Untuk itu kita tiru langkah
Rosulullah saw berlandaskan firman Allah: "Sesungguhnya telah ada pada
diri Rosulullah suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia benyak menyebut Allah.
(Al-Ahzab:21). Tentu saja tindakan mengikuti langkah dan tahap-tahap ini
merupakan perintah yang bersifat ibadah sebelum menunaikan perintah rincian
lainnya. Kita akan mencapai tujuan kita mengikuti petunjuk-petunjuknya, yang
kemudian sampailah kita kepada keridhaan Allah.
Ditinjau dari sisi lain, langkah
politis gerakan Islam bertujuan untuk menegakkan hukum Allah di muka bumi. Kami
mempunyai keyakinan, bahwa system gerakan ini merupakan arahan robbani. Karena
Allah memantapkan Nabi-Nya dalam semua langkahnya. Ia bukan lahir karena reaksi
dari suasana keruh yang sedang dihadapinya. Setelah ulasana yang sederhana ini
kita akan meniti langkah seterusnya dari metode ini. Demikian juga sasaran
setiap tahap tanpa memasuki pembahasan mendetail, tapi hanya sekedar yang
diperlukanuntuk membuktikan tahap-tahap sasaran tersebut. Tahapan yang kita
akan bahasdalam metoda ini terdiri dari lima tahap sebagai berikut:
Pertama, Dakwah dan Struktur Tertutup
(Sirriyatu ad-Da'wah wa Sirriyatu at-Tandzim).
Kedua, Dakwah Terbuka dan Struktur
Tertutup (Jahriyatu ad-Da'wah wa Sirriyatu at-Tandzim).
Ketiga, Mendirikan Negara (Iqamatu
ad-Daulah)
Keempat, Pemantapan Sendi-sendi Negara
(Ad-Daulatu wa Tatsbitu Da'aimiha).
Kelima, Menyebarkan Dakwah ke Seluruh
Dunia (Intisyaru ad-Da'wah fil Ardhi).
Bila kami adakan pembagian pada
permulaan dan akhir dalam masing-masing tahapan, maka bisa diperoleh gambaran
sebagai berikut:
1. Dakwah tertutup, tahap ini dimulai
semenjak Muhammad diutus sebagai rasul hingga turun wahyu wahyu dalam surat
Asy-Syu'ara ayat 214: "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu
yang terdekat."
2. Dakwah terbuka dan struktur tertutup,
tahap ini berakhir pada tahun kesepuluh kerasulan.
3. Mendirikan negara, tahap ini berakhir pada
10 Hijriah.
4. Pemantapan negara, tahap ini berakhir
setelah ditandatangani perjanjian Hudaibiyah.
5. Menyebarkan dakwah ke seluruh dunia,
tahap ini telah mapan setelah wafatnya Rasulullah saw. Yang jelas, berakhirnya
masing-masing tahap merupakan permulaan tahap berikutnya. Tahap PertamaManhaj
Haraki dalam Sirah Nabawi (02)
DAKWAH DAN STRUKTUR TERTUTUP
Tahap ini dimulai dari Gua Hira'
yang bertepatan dengan titik awal kerasulan, kemudian diakhiri setelah berjalan
selama 13 tahun kerasulan. Yaitu ketia turun wahyu: "Dan berilah
peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. (Asy-Syu'ara:214) dan ayat:
"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
(Al-Hijr:94).
Tahapan ini ada simah (ciri-ciri) dan
muatan peristiwa sbb:
Pertama: DAKWAH SECARA TERTUTUP.
Dalam buku Imta'ul Asma',
Al-Muqrizi mengatakan:"Jibril as datang kepada Rasulullah di Gua Hira'
sembari membacakan ayat kepadanya, 'Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan (Al-'Alaq:1). Setelah itu Rasulullah pulang menuju kepada sang
istri, Khadijah. Saat ini beliau berdiam diri tanpa melihat sesuatu pun, dan
wahyu pun belum turun lagi. Untuk itu beliau mengalami kemurungan, lantas dia
pergi lagi mondar-mandir menuju puncak gunung lantaranrindu kepada apa yang
dilihatnya pertama kali yang berupa wahyu Allah.
Ada ulama yang menyatakan bahwa terhentinya wahyu tersebut kira-kira selama dua tahun; ada yang mengatakan dua setengah tahun, dan dalam Tafsir Ibnu Abbas dinyatakan, selama 40 hari.
Ada ulama yang menyatakan bahwa terhentinya wahyu tersebut kira-kira selama dua tahun; ada yang mengatakan dua setengah tahun, dan dalam Tafsir Ibnu Abbas dinyatakan, selama 40 hari.
Dalam kitab Ma'ani Al-Qur'an
karya Az-Zujjaj dinyatakan, selama 15 hari; dan dalam Tafsir Muqatil
dinyatakan, selama 3 hari. Sebagian mereka mentarjihkan bahwa ini mirip dengan
keadaan di kala Muhammad di sisi Tuhannya. Lantas beliau diperlihatkan sosok
malaikat yang sedang duduk di atas kursinya, yang memenuhi ruangan antara
langit dan bumi. Malaikat tersebut memberikan perasaan tegar kepada Muhammad
dan memberitahukan kepadanya bahwa dia adalah Rasulullah. Setelah beliau
melihat malaikat berada diatasnya, kontan beliau menuju sang istri, Khadijah
ra, lantas berkata kepadanya, "Selimatilah aku, selimutilah aku."
Maka Allah pun menurunkan wahyu-Nya lagi:
"Hai orang yang berselimut,
bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu
bersihkanlah. (Al-Muddatstsir: 1 - 4). Itulah kondisi permulaan di Gua Hira',
yang merupakan kondisi kenabian dan penerimaan wahyu. Dalam ayat tersebut Allah
memerintahkan kepadanya agar memberikan peringatan kepada kaumnya dan menyeru
mereka supaya menuju kepada keridhaan-Nya. Dan menurut pendapat Urwah bin
Zubair, Muhammad bin Syihab dan Muhammad bin Ishak, bahwa sejak turunnya amanat
kenabian hingga turunnya ayat-ayat berikut ini adalah selama tiga tahun.
Ayat-ayat yang dimaksud adalah: "Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (Al-Hijr: 94); Dan
berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. (Asy-Syu'ara: 214);
dan katakanlah sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan.
(Al-Hijr: 89).
Maqrizi telah menguatkan
pendapat-pendapat yang mengatakan bahwa masa rentang waktu terputusnya wahyu
tersebut sebentar saja, yaitu berkisar 40, 15 dan 3 hari saja. Sedang
pendapat-pendapat awal yang mengatakan bahwa masa rentang terputusnya wahyu
berkisar dua dan dua setengah tahun, tidak mempunyai sanad. Dan dalam pendapat
kedua di seputar terputusnya wahyu ini tentu saja akan kita permasalahkan
keabsahannya. Sebab kami tidak pernah menemukan dasar rujukannya maupun
riwayatnya. Apabila tahapan secara tertutup itu berlangsung selama dua setengah
tahun, maka tahap dakwah tersebut berlangsung tidak lebih dari satu atau dua
setengah tahun saja. Alangkah janggalnya kesimpulan ini. Kami bisa mengemukakan
kesimpulan seperti ini, sebab sasaran pertama dalam tahapan ini adalah
berlangsung selama tiga tahun, sekalipun dalam rentang waktu ini kami tidak
dapat menilainya sebagai patokan. Kami juga tidak bisa memahami mengapa gerakan
Islam dewasa ini harus melalui tahap dakwah tertutup selama tiga tahun. Maka
dalam hal ini tidak ada nash yang menuntut kita supaya mengikutinya. Kami hanya
bisa memahami bahwa penghabisan tahap ini telah terealisir, sebab kaum Muslimin
sudah mempunyai landasan kuat yang sulit dilenyapkan.
Tahap ini dianalogikan dengan
masyarakat Makkah saat itu. Untuk itu, landasan ini dapat dijadikan sebagai
patokan. Namun titik beratnya bukan terletak pada perhitungan waktu, melainkan
pada hasil yang telah dicapai dari dakwah atau kemampuannya dalam mengarahkan
masyarakat yang di topang oleh para individu, tokoh maupun pendirinya.
Berangkat dari ayat 94 surat Al-Hijr tersebut, kami memperoleh pemahaman yang
kuat tentang hal itu. Dalam ayat ini kami menangkap makna secara langsung ayat
selanjutnya: "Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari kejahatan orang-orang
yang memperolok-olok kamu."Perintah untuk melaksanakan dakwah secara
terang-terangan itu turun setelah ada jaminan dari Allah kepada Rasul-Nya yang
akan selalu menjaganya dari kaum yang memfitnah. Dengan demikian Rasulullah
mendapatkan jaminan keamanan yang didukung oleh wahyu. Oleh sebab itu,
kepemimpinan gerakan Islam akan ditentukan oleh kebijakan dalam tahap ini guna
menuju tahapan berikutnya. Pemahaman pada tahap ini mengindikasikan bahwa kaum
Muslimin yang tinggal di Makkah berada dalam keguncangan, sesuai dengan
kedudukan mereka dalam kabilahnya dan kemampuannya dalam melaksanakan dakwah
suci ini. Manhaj Haraki dalam Sirah Nabawi (03)
Kedua: TEGAKNYA DAKWAH DIATAS
KESUCIAN
Dakwah terang-terangan bukan
berarti dakwah yang dilakukan di berbagai gedung, majelis pertemuan atau tempat
pesta umum lainnya. Akan tetapi yang dimaksud terang-terangan di sini adalah
penegakkan dakwah atas dasar kebersihan pribadi dan seleksi para da'i menurut
kriteria kelayakannya. Telah kita ketahui bahwa saripati pertama dari dakwah
yang dilakukan Rasulullah adalah masuk Islamnya Khadijah ra. Ia adalah wanita
pertama kali yang beriman kepada Nabi saw sekaligus sebagai istrinya. Lantas
masuk Islamnya Abubakar ra, yang dikenal sebagai sahabat Nabi yang dekat.
Setelah itu kalangan anak-anak yang masuk Islam adalah Ali bin Abi Thalib, lalu
Zaid bin Haritsah sebagai budak beliau.Lantaran kesucian pribadi inilah, maka
disaat Abubakar melakukan dakwah, ia lebih suka memilih taktik sendiri. Ibnu
Ishaq menyatakan, "Abubakar bin Abu Qahafah pun masuk Islam. Ia adalah
seorang yang responsif, penyayang, dan toleran terhadap kaumnya. Dia adalah
seorang Quraisy yang mempunyai yang mempunyai tingkat kebangsawanan paling
tinggi bagi bangsa Quraisy dan paling mengetahui nasab Quraisynya serta
kelebihan dan kekurangannya. Ia seorang pedagang yang mempunyai budi pekerti
mulia. Para tokoh kaumnya menyayanginya;mereka sering datang menemui Abubakar
guna meminta berbagai pertimbangan, lantaran dia memiliki banyak ilmu
perdagangan lagi pandai bergaul. Maka Abubakar pun menyeru kaumnya untuk
mengenal Allah atau masuk Islam, terutama mereka yang menjadi kepercayaannya,
yaitu yang sering bergaul dengannya.
Berkat dakwah Abubakar ini, maka
Islamlah Ustman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi
Waqqash dan Thalhah bin Ubaidllah. Kedelapan orang di atas merupakan golongan
yang masuk Islam permulaan. Mereka pun shalat dan membenarkan Islam. Banyak faktor
yang menyebabkan dakwah Abubakar diterima, terutama dari rasa percaya kaumnya
terhadapnya.
Ketiga: FAKTOR INTELIGENSIA DAN
STATUS SOSIAL
Hal ini merupakan karakter
individual lebih lanjut yang dimiliki Abubakar ra, mengingat di sebagai da'i
yang mempunyai pengaruh paling kuat saat itu. Karakter individualnya dapat kita
kenali melalui faktor-faktor sbb:
1. Budi pekertinya: dia adalah seorang yang
responsif, penyayang dan toleranterhadap kaumnya.
2. Inteligensinya: dia adalah orang Quraisy
yang tingkat kebangsawanannya cukup tinggi dan paling mengetahui nasab
Quraisynya serta kelebihan dan kekurangan suku ini.
3. Status sosial dan profesinya: dia adalah
seorang pedagang. Banyak tokoh-tokoh kaumnya yang datang kepadanya guna meminta
pertimbangan dalam banyak hal.
Perlu diketahui bahwa Abubakar pada asalnya berasal dari keturunan Quraisy yang paling lemah. Status ini tercermin dalam perkataan Abu Sufyan ketika Abubakar menerima khilafah. Kata Abu Sufyan, "Mengapa khilafah ini jatuh ke tangan orang yang berasal dari keturunan Quraisy terlemah.
Perlu diketahui bahwa Abubakar pada asalnya berasal dari keturunan Quraisy yang paling lemah. Status ini tercermin dalam perkataan Abu Sufyan ketika Abubakar menerima khilafah. Kata Abu Sufyan, "Mengapa khilafah ini jatuh ke tangan orang yang berasal dari keturunan Quraisy terlemah.
Akan tetapi asal keturunan
seperti ini tidak menghalangi Abubakar untuk menempati posisi tinggi di
tengah-tengah kaumnya. Mudah-mudahan karakter individual semacam ini bisa
dimiliki para da'i masa kini.
Budi pekerti yang penyayang dan toleran
merupakan modal utama untuk mempengaruhi orang lain. Faktor inilah yang mampu
menyentuh lubuk hati manusia, kendati hati ini pada mulanya keras. Unsur inilah
yang menjadi penyebab mudah diterimanya dakwah.
Demikian juga, faktor inteligensia
tidak kalah pentingnya dengan budi pekerti. Tapi tidak semua jenis inteligensia
diperlukan dalam operasionalisasi dakwah ini. Jenis inteligensia yang
diperlukan dalam masalah ini adalah sikap peka terhadap masyarakat maupun sifat
organisatoris dan loyalitas. Begitu pula sifat inteligensia yang mampu
mengenali psikis manusia, yaitu sikap kontradiktif, kebutuhan, maupun
emosionalnya. Ilmu untuk bisa mengenali psikis manusia ini merupakan kunci bagi
operasional kaum da'i sekaligus sebagai pintu masuk menuju hati obyek dakwah.
" Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ataukah hati mereka
terkunci? (Muhammad:24).
Dengan demikian masuknya
kebenaran ke dalam hati manusia itu sering terhalang oleh sumbat. Tugas para
da'i adalah membuka sumbat tersebut dengan kunci. Kaum da'i harus mengetahui
dari mana sumbat itu dapat masuk ke dalam hati, yang menyebabkan individu yang
bersangkutan selalu menuruti kata hati yang tersumbat itu.
Lantaran faktor status sosial
yang dimiliki kaum da'i, maka ucapannya sering didengarkan orang banyak. Karena
itu sang da'i pun lebih terangkat derajatnya lantaran bersih dari pamrih, baik
yang berupa kepentingan pribadi, kompensasi yang bernilai rendah atau
kehormatan di tengah masyarakat. Dialah yang memberikan kehormatan di tangah
masyarakat, di mana kebanyakan warganya menganggap bahwa nilai tertinggi
kehormatan adalah harta dan syahwat. Dalam kaitan ini, Rasulullah telah
memberikan pengarahan kita dengan sabdanya: "Berzuhudlah kamu di dunia,
niscaya Allah akan mencintaimu. Berzuhudlah terhadap apa yang terpampang di
mata manusia, niscaya manusia pun akan mencintaimu." (HR Ibnu Majah dengan
sanad hasan).
Status sosial secara prinsip
mampu menelorkan kepercayaan terhadap orang lain, maka sekaligus memberikan
pengaruh kepadanya. Hubungan sebab akibat ini akan menampakkan sifat dasarnya.
Oleh karenanya kaum da'i tersebut tidak perlu mencari penyebab lain untuk bisa
menyentuh kepekaan mereka. Guru atau pedagang misalnya, lebih mampu untuk
melakukan gerakan ini faripada seorang pegawai yang hanya menmpati lokasi
terbatas dalam struktur tertentu.
Keempat: DAKWAH SECARA KOMPREHENSIP
Secara sekilas, dalam sasaran
ini tampak kontradiksi dengan sasaran terdahulu. Padahal yang dimaksudkan
dakwah kepada kalangan khusus bukan berarti hanya tertuju kepada kelompok atau
lapisan masyarakat tertentu, tetapi harus menyentuh lapisan masyarakat.
Sampainya dakwah ini kepada lapisan masyarakat harus melalui kesucian pribadi
para individualnya. Kita ketahui bahwa sasaran dari tahap dakwah secara tertutup
ketika itu meliputi berbagai lapisan masyarakat, yaitu orang merdeka, budak,
laki-laki, perempuan, pemuda,pemudi, dan orang tua. Bahkan sasaran dakwah ini
telah menyentuh berbagai keturunan yang menjadi kesatuan bangsa Quraisy atau
bangsa lain, sehingga hampir seorang atau dua orang anggota keluarga dalam
setiap keluarga di Makkah mempunyai andil dalam membangun masyarakat Muslim
ini. Kami akan mencoba memaparkan klasifikasi sahabat yang termasuk
dalam lingkup kabilah-kabilah besar yang terkenal yaitu:
BANI HASYIM:
1. Ali bin Abu Thalib.
2. Ja'far bin Abu Thalib.
3. Ummu Al-Fahl binti Al-Harist.
4. Ubaidah bin Al-Harist.
5. Asma'binti Umais (istri Ja'far).
6. Khadijah binti Khuwailid.
BANI UMAYYAH:
1. Ustman bin Affan.
2. Khalid bin Sa'id.
3. Aminah binti Khalid (istri Khalid)
4. Hatib bin Amr.
5. Abdullah bin Jahsy.
6. Abu Ahmad bin Jahsy.
7. Fatimah (istri Abu Ahmad)
BANI MAKHZUM:
1. Abu Salamah bin Abdul Asad.
2. Iyasy bin Abu Rabi'ah.
3. Amar bin Yasir (tokoh)
4. Asma' (istri 'Iyasy)
5. Yasir bin Amir (tokoh)
6. Sumayyah binti Khayyath.
7. Arqam bin Abu Al-Arqam.
BANI TA'IM:
1. Abubakar Ash-Shiddiq.
2. Thalhah bin Ubaidillah.
3. Amir bin Fuhairah (budak)
4. Bilal bin Rabah (budak)
BANI ADI:
1. Sa'id bin Zaid.
2. Fathimah binti Al-Khaththab.
3. Amir bin Rabi'ah (tokoh)
4. Na'im bin Abdullah.
5. Waqid bin Abdullah (tokoh)
6. Khalid bin Al-Bakir (tokoh)
7. Amir bin Al-Bakir (tokoh)
8. Iyas bin Al-Bakir (tokoh)
BANI ZUHRAH:
1. Sa'ad bin Abi Waqqash.
2. Abdurrahman bin Auf.
3. Umair bin Abu Waqqash.
4. Abdullah bin Mas'ud (tokoh)
5. Al-Muthalib bin Azhar.
6. Khabab bin Al-Arats (tokoh)
BANI SAHM:
1. Khunais bin Khudzafah.
2. Hafshah binti Umar (istrinya)
BANI JAHM:
1. Hathib bin Al-Harist.
2. Fathimah (istri Hathib)
3. Khaththab bin Al-Harist.
4. Fukaihah (istri Khaththab)
5. As-Saib bin Ustman.
BANI ASAD:
1. az-Zubair bin Al-Awwam.
BANI AMIR:
2. Abu Ubaidah bin Al-Jarrah.
3. Salith bin Amr.
DARI BERBAGAI KABILAH LAIN:
1. Shuhaib bin Sinan (bangsa Romawi)
2. Mas'ud bin Rabi'ah.
3. Ma'mar bin Habib.
4. Zaid bin Haritsah.
5. Amr bin Abasah (suku Sulam)
6. Utsman bin Mazh'un.
7. Qudamah bin Mazh'un.
8. Abdullah bin Mazh'un.
9. Ramlah (istri Abdullah)
Demikianlah orang-orang Muslim pendahulu
yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat Makkah. Manhaj Haraki dalam Sirah
Nabawi (04)
Kelima: PERANAN WANITA DALAM DAKWAH
TERTUTUP
Seperempat pengikut Islam di
Makkah adalah kaum wanita. Sebagian besar pasangan suami-istri yang masih muda,
masuk Islam. Kaum wanita ini hidup pada periode dakwah tertutup, tanpa
diketahui pihak lain. Mereka melindungi diri atau bertindak dengan
sembunyi-sembunyi secara ketat, sehingga tak diketahui keislaman mereka.
Seyogyanya kita memberikan hak
kepada kaum wanita tersebut selaras dengan kepentingannya dalam perjalanan
dakwah ini. Sehingga mereka bisa menghidupkan orientasinya, entah kedudukan
mereka di sisi laki-laki sebagai saudara, istri maupun ibu. Bahkan ada riwayat
yang menyatakan bahwa Asma' ra sebagai salah seorang anggota pasukan wanita
dalam periode dakwah ini, yakni di saat usianya menjelang dewasa.
Keenam: SHALAT
Menurut rujukan yang bisa
dipertanggungjawabkan, setiap tahap dakwah, kaum Muslimin selalu diiringi
dengan pelaksanaan shalat. Ibnu Ishak menyatakan: "Sebagian ahli ilmu
telah menceritakan kepadaku, bahwa ketika perintah shalat diwajibkan kepada
Rasulullah saw, datanglah Jibril kepada beliau. Saat itu Rasulullah sedang
berada di dataran tinggi Makkah. Lantas Jibril pun menghentakkan tumitnya di
salah satu sudut lembah. Maka memancarlah mata air dari tempat tersebut. Jibril
pun berwudhu dengan air itu, sementara Rasulullah menperhatikannya. Dan memang
dalam hal ini Jibril mempunyai tujuan mengajari Rasul mengenai tata cara bersuci.
Setelah itu Rasulullah pun
berwudhu seperti apa yang telah dilihatnya dari Jibril. Lalu Jibril berdiri,
dan kemudian shalat. Dan Rasulullah pun juga mengerjakan shalat menyusul shalat
Jibril. Setelah Jibril meninggalkan tempat, Rasulullah menemui sang istri
Khadijah, dengan tujuan mengajarkan kepadanya tata cara bersuci untuk shalat
sebagaimana yang telah diajarkan Jibril. Maka Khadijah pun berwudhu sebagaimana
wudhu Rasulullah. Setelah itu Rasulullah shalat. Kemudian Khadijah juga
mengerjakan shalat.
Sebagian ulama menyatakan bahwa
ketika datang waktu shalat, Rasulullah saw keluar ke sebuah lembah di Makkah
bersama Ali bin Abu Thalib. Rasulullah bersembunyi dari sepengetahuan pamannya,
Abu Thalib dan seluruh pamannya serta kaumnya. Keduanya pun mengerjakan shalat.
Tatkala sudah sore mereka pulang. Hal ini mereka kerjakan sampai beberapa lama.
Ketujuh: MEMBERIKAN ISYARAT FENOMENA
DAKWAH
Kaum Quraisy pada mulanya tidak
bergeming sedikit pun pada fenomena dakwah ini, mereka tidak menggubrisnya sama
sekali. Fenomena yang cenderung kearah dakwah ini akhirnya tersebar di
tengah-tengah masyarakat Makkah. Di antara orang-orang beriman yang berupaya
memperkenalkan dakwah Rasulullah tersebut adalah Zaid bin Amr bin Naufal,
Waraqah bin Naufal dan Ummayyah bin Abu Ash-Shlt. Masyarakat Makkah pun tidak
memberikan reaksi atas sikap mereka, selagi mereka tidak bersikap anti secara
terus terang terhadap kepercayaan animisme berhala di masyarakat ini.
Seperti kita telah ketahui bahwa
sebelum amanat kenabian turun, Rasulullah saw berdiam di Gua Hira' beberapa
malam. Sementara kaum Quraisy tidak bisa menangkap apa sinyaleman di balik itu.
Mereka mengira bahwa Islam identik denganorang-orang yang hanif, yaitu mereka
yang menjauhi penyembahan berhala. Bahkan bisa dikatakan, sesungguhnya
kecurigaan kaum Quraisy terhadap kaum yang hanif lebih besar daripada terhadap
kaum Muslimin pada periode dakwah tertutup. Sebab kaum yang hanif tersebut
menyatakan terus terang keraguan mereka terhadapkeabsahan berhala Quraisy Arab.
Sementara kaum Muslimin belum berani berterus terang dalam sikap pandangan
mereka terhadap kepercayaan berhala-berhala tersebut.
Sebagian riwayat mengatakan,
bahwa pernah salah seorang pedagang yang sedang berkunjung ke rumah Abbas
melihat tiga orang yang terdiri dari laki-laki, wanita dan anak melangkah maju,
lalu mengerjakan shalat, yang sama sekali menyelisihi tradisi peribadatan kaum
Quraisy. Maka pedagang tersebut menanyakan kasus ini kepada Abbas. Lantas Abbas
pun menjawab pertanyaan tersebut,
"Ini keponakanku (sambil menunjuk
Ali); ini juga keponakanku (sambil menunjuk Rasulullah); dan ini istrinya. Ia
(Muhammad) mendakwakan dirinya bahwa Allah telah berkata kepadanya dari langit.
Demi Allah tidak ada seorang pun yang mengetahui tentang agama yang mereka anut
itu, melainkan hanya mereka bertiga saja." (HR Ahamd, Abu Ya'la dan
Tabrani)
Sebuah rencana makar telah difokuskan oleh kaum musyrikin Mekah kepada Rasulullah saw., hal ini dilakukan setelah mereka berkali-kali gagal melakukan upaya menghalangi mencegah, mengintimidasi, menteror dan sebagainya. Sasaran utama mereka adalah para pengikut Rasulullah yang terdiri dari orang-orang lemah dan tidak memiliki dukungan kuat dari kabilahnya maupun tokoh yang memiliki kekuatan. Semua cara kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang kafir musyrik ternyata tidak mampu menghentikan harakah dakwah. Maka mereka pun mencoba menggunakan cara-cara lain, yaitu dengan cara “mudahanah” seperti dengan bujukan, rayuan dan mengajak kompromi dan sebagainya, intinya adalah agar Rasulullah berhenti tidak lagi menyerukan dakwah Islam kepada mereka.
Sebuah rencana makar telah difokuskan oleh kaum musyrikin Mekah kepada Rasulullah saw., hal ini dilakukan setelah mereka berkali-kali gagal melakukan upaya menghalangi mencegah, mengintimidasi, menteror dan sebagainya. Sasaran utama mereka adalah para pengikut Rasulullah yang terdiri dari orang-orang lemah dan tidak memiliki dukungan kuat dari kabilahnya maupun tokoh yang memiliki kekuatan. Semua cara kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang kafir musyrik ternyata tidak mampu menghentikan harakah dakwah. Maka mereka pun mencoba menggunakan cara-cara lain, yaitu dengan cara “mudahanah” seperti dengan bujukan, rayuan dan mengajak kompromi dan sebagainya, intinya adalah agar Rasulullah berhenti tidak lagi menyerukan dakwah Islam kepada mereka.
Mereka menginginkan agar
kalimat tauhid, “La Ilaha Illallah” tidak lagi berkumandang di muka bumi. Namun
Rasulullah sedikit pun tidak bergeming dari tekadnya untuk terus menyampaikan
dakwah ini kepada seluruh manusia sampai Islam jaya di muka bumi atau beliau
binasa dalam memperjuangkannya.
Ketika orang-orang kafir
mengetahui bahwa dakwah Rasulullah diam-diam terus berkembang tidak hanya di
kalangan keluarga atau teman-teman dekatnya, akan tetapi mulai didukung oleh
orang-orang di luar kaum Quraisy, bahkan orang-orang dari luar kota
Mekah, maka bertambahlah kekhawatiran mereka karena jika Muhammad dapat keluar
dari negerinya pasti akan menyusun kekuatan bersama para pengikutnya untuk memerangi
mereka, maka mereka pun segera berkumpul di “darun nadwah” sebagai tanda
keseriusan dan kebulatan tekad untuk mengakhiri dakwah yang disampaikan oleh
Rasulullah.
Mereka bermusyawarah untuk
menyatukan kata sepakat sebagaimana dilontarkan oleh Abu Jahal , yaitu
kumpulkan para pemuda, preman dan para algojo dari semua kabilah kemudian
mereka dipersenjatai dengan senjata lengkap, selanjutnya diinstruksikan kepada
mereka secara serentak untuk membunuh Muhammad. Hanya dengan cara inilah
mereka bisa lega dari gangguan dakwah Muhammad, kalkulasinya adalah jika
Muhammad terbunuh keluarga besarnya tidak akan mampu berhadapan dengan
semua kekuatan kabilah mereka. Allah SWT mengungkapkan rencana makar mereka di
dalam ayat Al-Quran:
“Dan ingatlah ketika orang-orang kafir
telah bersepakat untuk melakukan makar kepadamu, untuk menangkap atau
membunuhmu atau mengusirmu, mereka berbuat makar dan Allah pun membuat makar
untuk mereka dan makar Allah adalah lebih baik dari makar mereka” (Al-Anfal,
30)
Musuh-musuh Islam senantiasa
beranggapan bahwa dengan terbunuhnya Muhammad atau pemimpin dakwah, maka tidak
akan ada lagi perlawanan dari para pengikutnya, tidak ada lagi jihad dan
gerakan revolusioner dari pengikutnya. Anggapan ini jelas tidak benar,
karena sesungguhnya semangat perjuangan Islam tidak akan pernah berhenti dengan
terbunuhnya sang pemimpin karena setiap diri orang beriman adalah pemimpin.
Upaya Yang Sia-Sia
Maka dapat kita baca dalam
sejarah atau kita saksikan bahwa semua upaya orang-orang kafir untuk
membunuh tokoh dakwah hanya akan sia-sia saja dari usahanya. Karena Islam
adalah sebuah gerakan individu dan jamaah, sebuah gerakan ruhiyah aqliyah dan
jasadiyah yang tak terpisahkan satu sama lainnya, maka ketika musuh-musuh Islam
berhasil untuk menghabisi gerakan Islam dengan jalan membunuh pemimpinnya
tidaklah berarti habis pula gerakan Islam itu sendiri. Banyak contoh di
beberapa negara muslim yang telah terbunuh pimpinannya namun perjuangan
pengikutnya justru semakin menggelora bagai rantai yang tak terputus. Jika satu
terputus menjadi syahid akan tumbuh beribu calon syuhada yang akan
menunggu.
Langkah Dan Sarana Menuju Kemenangan
Sarana strategis dan penting
untuk mengantarkan kemenangan yang dapat diambil dari peristiwa hijrah antara
lain:
Tidurnya Sahabat Ali ra di tempat tidur
Rasulullah, hal ini menunjukkan betapa pentingnya gerakan Islam menjalankan
kewajiban ikhtiar dan persiapan dalam segala sesuatunya untuk menghadapi musuh
meski sesungguhnya seluruh kekuatan itu di gantungkan kepada Allah SWT. Tidurnya
Ali bin Abi Thalib adalah sebuah kesiapan total yang meliputi harta dan
jiwa.
Keluarnya Rasulullah di waktu siang yang panas terik, karena sesungguhnya waktu siang panas terik bagi kebanyakan orang-orang Arab adalah waktu qailulah, waktunya orang beristirahat tidur sebentar di siang hari, maka sikap ini mengandung makna kerahasiaan dan upaya untuk menghindar dari pengawasan pandangan mata kebanyakan orang.
Keluarnya Rasulullah di waktu siang yang panas terik, karena sesungguhnya waktu siang panas terik bagi kebanyakan orang-orang Arab adalah waktu qailulah, waktunya orang beristirahat tidur sebentar di siang hari, maka sikap ini mengandung makna kerahasiaan dan upaya untuk menghindar dari pengawasan pandangan mata kebanyakan orang.
Keluarnya Nabi dari celah
dinding rumah Abu Bakar, bisa jadi rumah Abu bakar As-Siddiq adalah bagian dari
wilayah pengamatan orang-orang musyrikin dari sekian banyak rumah yang ada, hal
ini menunjukkan upaya untuk menghindar pandangan orang yang senantiasa
mengawasi rumah seseorang di mana pada umumnya pengawasan itu terfokus
pada pintu sebagai kelayakan orang keluar dan masuk rumah. Maka keluarnya nabi
dari rumah Abu Bakar As-Siddiq melalui celah dinding merupakan upaya rahasia
untuk menjauhkan dari pengamatan dan pandangan musuh.
Arah menuju Gua Tsur, jika rencana untuk
membunuh Nabi di kota Mekah sudah tidak bisa dihindari, maka berarti jalan
menuju kota Madinah adalah fokus pengawasan bagi pasukan berkuda dari
orang-orang kafir yang telah disiap-siagakan agar Nabi tidak bisa sampai ke
kota Madinah. Begitu kira-kira logika berfikir umumnya orang, karena
ke sanalah memang arah dan tempat yang akan dituju oleh Nabi.
Maka menguasai dan menghalangi
langkah musuh berarti terselesaikannya perang secara cepat dan praktis
dengan lawan. Ketika Nabi mengarahkan langkahnya ke gua tsur maka langkah ini
dapat dikatakan sebagai upaya mengalihkan analisa dari musuhnya dan sekaligus
membuyarkannya, karena Gua Tsur tidak berada di jalan menuju Madinah.
Berita-berita di kota Mekah, Abu Bakar as-Siddiq menyuruh anaknya Abdullah
untuk memantau berita yang dibicarakan orang-orang kafir tentang Nabi dan
ayahnya di siang hari, untuk kemudian kembali disampaikan kepada keduanya di
malam hari, maka Nabi dan Abu Bakar tidak sekadar bersembunyi untuk waktu
tertentu seukuran waktu orang melakukan perjalanan ke Madinah, akan tetapi juga
harus mengetahui secara langsung atas kerahasiaan langkah dan upaya yang
dilakukannya, sejauh mana yang dilakukan oleh musuh. Nabi memastikan diri untuk
dapat memantau sikap dari musuhnya .
Mengatur Perbekalan
Inilah peran yang diamanahkan
kepada Asma binti Abu Bakar, selama Rasulullah dan ayahnya berada di dalam gua
untuk beberapa waktu, seandainya suplai makanan terputus kemungkinan besar
Rasulullah dan orang tuanya akan mati kelaparan. Anda bisa bayangkan seorang
Asma binti Abu Bakar seorang anak perempuan dengan segala keterbatasannya
dibanding saudara lelaki nya Abdullah bin Abu Bakar, namun demikian ia mampu
memerankan tugasnya yang demikian penting
Penghapusan Bekas Jejak
Mengikuti bekas jejak adalah
petunjuk yang dapat menemukan persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar as-Siddiq
di dalam gua. Demikian pula ketika Abdullah dan Asma yang setiap hari
mendatangi gua, maka tugas Amir bin Fuhairah dialah yang menghapus bekas jejak
keduanya. Inilah sebuah pelajaran berharga yang dapat di pelajari oleh para
pemuda dan pemudi jika ia bersungguh-sungguh mempelajarinya, inilah pelajaran
dari kerja-kerja rahasia dengan pemahaman yang dalam dan detail, sebuah
strategi yang sangat di perlukan dalam menghilangkan jejak agar tidak bisa
dibaca oleh musuh. Berkesinambungan selama tiga hari.
Hari-hari pertama keberadaan
Rasulullah dan Abu Bakar As-Siddiq di dalam gua adalah hari di mana seluruh
tempat di kota Mekah dalam pengawasan dan pemantauan yang ketat oleh
orang-orang kafir, mereka begitu intens dan ketatnya melakukan pencarian
terhadap Rasulullah hingga kesemua pelosok untuk menemukan tempat
persembunyiannya.
Tiga hari adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menyisirnya sudah mereka pergunakan dengan optimal, maka jika
lebih dari tiga hari Rasulullah tidak segera meninggalkan kota Mekah sementara
Abdullah dan Asma masih terus menjalankan tugasnya, tentu orang-orang
kafir akan melihat dan menilai lain dari apa yang dilakukan oleh Abdullah
dan Asma hal ini sangat memungkinkan untuk diketahuinya tugas rahasia keduanya
dan akan mudah terbongkar tugas yang dijalankannya.
Peran Dan Campur Tangan Kekuatan Langit
Orang-orang kafir telah
melakukan upaya habis-habisan untuk menemukan Rasulullah dan Abu Bakar
As-Siddiq, seluruh tanah dan pegunungan di kota Mekah telah disisir rata tak
sejengkal pun yang terlewatkan dalam pencariannya, pencarian pun berakhir di
sekitar gua tempat Rasulullah dan Abu Bakar As-Siddiq bersembunyi. Abu Bakar
berkata pada Rasulullah, Ya Rasulullah ada seseorang yang melihat persembunyian
kita, Rasulullah menjawab: Tidak ya Abu Bakar, Malaikat akan menutupi kita
dengan kedua sayapnya. sesaat kemudian orang tersebut membuang hajat di depan
mulut gua, Rasulullah pun menegaskan: Jika ia melihat persembunyian kita, tentu
ia tidak akan melakukannya. Maka berdoa kepada Allah dengan kerendahan hati dan
kesungguhan dan mohonlah pertolongan-Nya. Tugas manusia hanyalah melakukan
ikhtiar dengan memaksimalkan potensi dan kekuatan yang dimilikinya, karena
sesungguhnya kekuatan Allahlah yang akan menjawab keterbatasan yang dimiliki
oleh manusia, karena sesungguhnya Allahlah yang menjadikan ketenangan dan
kecukupan pada diri manusia, setelah manusia menyerahkan kembali urusan dan
kekuasaan kepada-Nya.
Memanfaatkan Dari Pengalaman Orang-Orang
Musyrik
Ketika abu Bakar As-Siddiq
menyewa Abdullah bin Uraikith sebagai pemandu perjalanan beliau bersama
Rasulullah. Saat itu Abdullah bin Uraikith adalah seorang Musyrik. ini
menunjukkan bahwa pemanfaatan dalam konteks seperti ini dapat dilakukan selama
ada jaminan keamanan, artinya rencana rahasia yang akan dilakukan tidak akan
tersebar kepada orang-orang musyrikin. Maka gerakan dakwah pun dapat mengambil
manfaat dari potensi yang ada pada non-muslim selama berpeluang dan kemudian
ada garansi kepercayaan keamanahan dari pihak non-muslim tersebut.
Ketika Abu bakar As-Siddiq
ditanya Rasulullah: Siapakah orang yang bersama dengan engkau? beliau menjawab:
Ini adalah orang yang akan memberi petunjuk jalan dalam perjalanan, pada orang
itu ada jalan yang dapat menunjukkan kebaikan, inilah kecerdasan dan firasat
seseorang yang dapat melakukan langkah cerdas tanpa harus berdusta dalam
memanfaatkan potensi lawan.
Menyikapi Orang Seperti Suraqah
· Penting bagi harakah Islamiyah untuk
mengambil pelajaran dari sikap yang dilakukan oleh Rasulullah terhadap orang
seperti Suraqah
· Kemampuan menyikapi lawan,
bagaimana mengambil hati lawan kemudian bekerja sama dengannya sehingga dapat
memperoleh kemenangan dari potensi lawan tersebut.
· Dalam perjalanan menuju tegaknya daulah
Islam terkadang ada perjanjian dan kerjasama dengan musuh, yang penting
bagaimana kita bisa mencari bagian yang jelas yang dapat menguntungkan dan
mendatangkan ketenangan kita, soal nanti bagaimana itu hal lain.
· Mengambil posisi aman dari lawan
yang bisa berubah sikap dan menyatakan keberpihakan dan kepercayaan kepada
kita, sekalipun seseorang dalam satu sikap memusuhi Islam di sisi lain pada
dirinya ada peluang untuk mendapat hidayah untuk menjadi muslim. Allahu a’lam
Langganan:
Postingan (Atom)